Layaknya meraih sebuah kedigdayaan, perjuangan Tile (38), bukan nama sebenarnya, dalam merebut kembali cinta sejati wanita pujaan hati, sebut saja Mimin (37), yang direbut Sokim (39), nama samaran. Tragedi itu berlangsung sengit dan penuh ketegangan.
Seperti diungkapkan Mimin, cinta segitiga itu terjadi saat ia berusia 21 tahun, Tile 22 tahun, dan Sokim 23 tahun. Bagai adegan di sinetron-sinetron remaja memperebutkan cinta, mereka menjadi tokoh utama, yang saling bersaing memperebutkan cinta.
Mimin dan Tile bertemu sejak awal masuk SMA. Katanya, waktu itu mereka berdua sering datang telat secara bersamaan. Akhirnya, dihukumlah keduanya dengan jalan berdua mengitari sekolah membawa papan nama bertuliskan, ‘kami pasangan mesra, telat saja berdua’. Ciyee, romantisnya!
Sejak kejadian itulah, kedekatan mereka berlangsung sampai akhirnya pacaran. Sungguh masa remaja memang luar biasa.
Tak disangka keduanya saling mencinta. Setiap hari berangkat dan pulang sekolah bersama, jalan-jalan, dan terkadang bolos berdua, menumbuhkan cinta anak remaja. Pribadi Mimin yang tidak pernah ambil pusing, membuat Tile nyaman saat beramanya. Selain itu, meski wajah Mimin biasa saja, tapi penampilannya di sekolah, dengan tas bagus dan beberapa aksesori tubuh nan menggoda, mampu menarik perhatian siswa lainnya.
Ya, bagaimana tidak. Katanya, dahulu ia sengaja membuat seragam SMA yang ia kenakan sedikit ketat. Meski berkerudung, tapi modelnya ala-ala jilbob gitu. Itulah yang membuat Tile betah berboncengan motor, menghabiskan waktu di jalanan bersama Mimin.
Tile bukanlah lelaki kaya, meski hanya bermodalkan motor matik modifikasi yang ia rakit sendiri, membuat Mimin lengket di hati. Wajah biasa saja, uang pas-pasan, motor matik, tapi kok Teh Mimin mau saja?
“Ya namanya remaja mah enggak mikirin duit, Kang. Asal sayang dan bikin nyaman, itu sudah bikin bahagia,” ungkap Mimin.
Setelah lulus SMA, Mimin memang ingin segera menikah. Bersama Tile, ia memegang erat kepercayaan untuk selalu bersama. Namun, ternyata Tuhan berkehendak lain. Tingkah laku Mimin dan Tile yang selama ini dinilai buruk oleh orangtua, membuat mereka mengambil tindakan tegas dengan menjodohkan Mimin dengan lelaki pilihan ayahnya.
Seperti diceritakan Mimin, sang ayah selama ini memang diam saja ketika melihat tingkah lakunya. Mulai dari pulang terlambat, pergi naik motor bareng Tile, bahkan dipanggil guru ke sekolah lantaran bolos dan kenakalan lainnya. Ayahnya tak pernah marah. Ternyata, dari diamnya selama ini, sang ayah menyimpan kejutan yang membuat Mimin belingsatan.
“Pernah sih dia ngomong minta saya jangan pacaran, tapi enggak pernah saya dengerin. Eh, tahunya dia menjodohkan,” ungkap Mimin.
Dan, apa yang ditakutkan pun terjadi, datanglah seorang lelaki bersama keluarganya ke rumah. Setelah mengobrol sana-sini, sang ayah langsung menyatakan tujuan dari pertemuan dadakan malam itu. Mimin akan dijodohkan dengan Sokim. Lelaki gagah pilihan ayah yang dipercaya akan membawa Mimin menjadi wanita salihah. Sontak Mimin pun langsung gegana alias gelisah, galau, merana.
Meski sempat mengajukan penolakan, Mimin tak bisa berbuat banyak. Ketika ia berbicara, ayahnya langsung membentak. Tak hanya itu, ponselnya pun disita. Wah, galak juga yah.
Mimin hanya bisa menangis. Bukan cuma karena akan dinikahkan oleh lelaki yang baru dikenalnya, tapi juga ia tak bisa mengabari Tile terkait apa yang dialaminya.
Dua minggu kemudian, undangan mulai disebar. Perlahan, Mimin mencoba menerima kenyataan. Ia berusaha sekuat tenaga melupakan kenangan bersama Tile dan menerima Sokim apa adanya. Satu hal yang ia percaya yang bisa menenagkan hatinya, yaitu saat neneknya memberi nasihat.
“Rida anak ada di tangan orangtua. Orang-orang zaman dahulu juga banyak yang menikah dengan pasangan pilihan orangtua yang baru dikenal dan mereka langgeng sampai kakek-nenek,” begitu kata Mimin meniru ucapan sang nenek.
Ingin terlihat mesra, Sokim dan Mimin jalan-jalan keliling kampung naik motor berdua. Apalah daya, di tengah jalan tak sengaja bertemu Tile. Bagai orang melihat maling, Tile langsung naik pitam. Dicegatlah Sokim di tengah jalan, meski awalnya hanya terjadi adu mulut biasa, tapi tampaknya Sokim naik darah dan memukul Tile terlebih dahulu. Beruntung ada beberapa warga yang melihat keributan itu. Mimin hanya bisa berteriak ketakutan. Kedua lelaki yang memiliki perasaan sama pada Mimin itu, saling mempertaruhkan harga diri dengan cara lelaki. Sampai akhirnya, warga pun berhasil memisahkan keributan. Sokim dan Tile dibawa ke rumah Mimin.
Peristiwa itu sontak mengundang perhatian warga kampung. Ibu-ibu, bapak-bapak, semuanya riuh mengerubungi rumah Mimin. Ujung-ujungnya, orangtua deh yang kena batunya. Menanggung malu setangah mati dan harus berurusan dengan aparat desa. Sedangkan Tile, merasa puas lantaran amarahya sudah terkuras. Terlampiaskan melalui cacian dan beberapa pukulan di wajah Sokim.
“Kesal waktu itu. Ya walau sama-sama bonyok, tapi yang jadi korban sebenarnya mah saya. Sudah sakit hati, malu, dimarahi orangtua, jengkel, kesal, pokoknya campur aduk,” tukasnya.
Hingga akhirnya, bertujuan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, keluarga memutuskan segera menikahkan Mimin dan Sokim. Sengaja tidak menggelar pesta meriah, hanya mengundang tetangga dan sanak saudara, keduanya resmi menjadi sepasang suami istri.
Namun, apalah daya, berharap kondisi membaik pasca pernikahan, justru malah membuat keadaan semakin rumit. Sikap Tile yang tak bisa berlapang dada menerima kenyataan, membuat keributan lanjutan. Membawa serta teman-temannya, Sokim dikerubuti di persimpangan tak jauh dari rumah.
Sontak hal itu membuat warga resah. Kampung yang sebelumnya aman dan nyaman tanpa ada pertengkaran, berubah sangat mencekam. Hal itu semakin terasa saat beberapa anggota kepolisian datang sesuai menerima laporan pengaduan dari keluarga Sokim.
Ditangkaplah Tile bersama tiga temannya. Sementara itu, entah karena syok atau memang tak ingin hal serupa terjadi lagi, keluarga Sokim memutuskan untuk mengakhiri hubungan rumah tangga dengan Mimin.
Meski sempat berlangsung musyawarah, tapi takdir nyatanya memisahkan mereka. Astaga.
Akhirnya, saat ini Mimin hidup bahagia dengan pasangan barunya. Ia sendiri tak mengetahui bagaimana kabar Sokim dan Tile.(daru-zetizen/zee/ira)