TANGERANG – Jika ingin menemukan kerajinan tangan batu sempur, Desa Cikareo di Kecamatan Solear lah tempatnya. Di Kabupaten Tangerang, cuma di desa ini, tanahnya menyimpan fosil kayu.
”Se-Kabupaten Tangerang, cuma di desa ini (Cikareo-red) ada kerajinan batu sempur. Bahkan, bahan bakunya aja cuma bisa didapat di sini. Di daerah lain, belum pernah ada yang nemuin bahan baku batu sempur ini,” tukas Kaur Pemerintahan Desa Cikareo Agus Heriyanto, mewakili Kepala Desa Cikareo Mursidi, di Kantor Desa Cikareo, Kampung Cireundeu.
Kerajinan unggulan Desa Cikareo ini, lanjut Agus, telah diolah sejak 2005. Dengan modal keahlian tangan perajin Kadir, fosil kayu dibentuk menjadi asbak, vas bunga, hiasan lemari, kursi, dan meja. Hasil karyanya telah dipasarkan sampai ke Bali. ”Belum dalam jumlah banyak, tetapi rutin dipesan,” jelas Agus kepada Tim Saba Desa Radar Banten.
Sampai saat ini, Kadir hanya mengolah batu-batu dari fosil kayu itu jika ada pesanan. Kondisi ini karena sulitnya mendapatkan bahan baku kerajinan batu sempur. Juga karena faktor permodalan.
Untuk memenuhi pesanan, Kadir membeli fosil kayu dari pengepul di Desa Cikareo. Proses pembuatannya pun lama. ”Batunya kan dibeli dari pengepul. Kalau batunya lagi susah, kadang harga belinya jadi mahal. Makanya, pembuatannya kalau ada pesanan aja,” tambah pria yang biasa disapa Heri.
Melirik pada program yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Desa Cikareo, Heri menjelaskan, pemerintahannya siap memberikan bantuan pinjaman modal kepada pelaku usaha kecil di Cikareo. Pemerintah Desa Cikareo telah menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tangerang.
Agus menerangkan, bantuan permodalan itu dapat diakses oleh para pelaku usaha kecil di desanya dengan jaminan akta jual beli (AJB) atau sertifikat tanah. Dengan agunan itu, pelaku usaha kecil bisa mengajukan pinjaman modal dari Rp25 juta hingga Rp100 juta. Bunga pinjaman ini lebih kecil dibandingkan bunga bank konvensional.
”Tahun ini, kami (Pemerintah Desa Cikareop-red) sudah menyiapkan bantuan pinjaman modal, dibantu oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tangerang. Ya, mungkin sedikitnya bisa membantu para pemilik usaha dalam urusan modal,” jelas Heri.
Makanan ringan hasil olahan home industry Sumber Rejeki juga mencuri perhatian Pemerintah Desa Cikareo. Makanan ringan ini sudah dipasok hingga wilayah Jakarta. Dengan jumlah karyawan 120 orang, Sumber Rejeki yang dibangun oleh Halimi sejak 2010 ini bisa memproduksi 1,2 ton makanan ringan per hari. Dari keripik singkong, kerupuk jablay, hingga kacang kulit. ”Sehari bisa produksi sampai 1,2 ton. Biasanya, diantar ke Jakarta,” jelas Ali, karyawan Halimi. (pem/don/sub)