CILEGON – Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di wilayah Banten melonjak tajam. Dalam sepekan, kenaikan harga telur terjadi sebanyak dua kali. Saat ini, harga telur ayam sudah menembus di angka Rp30.000 per kilogram (kg), yang sebelumnya hanya di kisaran Rp22.000 per kg.
Pantauan Radar Banten, Kamis (12/7) di dua pasar tradisional di Kota Cilegon, yakni Pasar Kranggot dan Pasar Baru Merak, harga telur ayam mencapai Rp30.000 per kg. Meski terbilang sangat tinggi, tapi harga tersebut telah mengalami penurunan jika dibandingkan pekan lalu.
Salah seorang pedagang di Pasar Baru Merak, Mega mengaku, harga telur saat ini yang mencapai Rp30.000 per kg sangat menyulitkannya untuk menjual. “Ini (Rp30.000 per kilogram-red) sudah turun, pekan lalu sempat tembus Rp32.000 per kilogram. Tapi, tetap saja kami kesulitan menjualnya. Saya juga belanja tidak berani banyak-banyak, takut enggak laku,” kata Mega saat ditemui di Pasar Baru Merak, kemarin.
Mega menambahkan, bahkan langganannya yang biasa membeli telur dari lapaknya memilih puasa berbelanja. “Yang beli sangat sepi, semua pada kaget pas dengar harganya. Banyak yang batal beli telur karena harganya tinggi,” imbuhnya.
Sementara itu, Rojali salah satu pedagang di Pasar Kranggot, Cilegon, juga mengutarakan hal yang sama. “Harga telur naiknya sesudah Lebaran kemarin. Sebelumnya, harganya mencapai Rp22.000 per kilogram, tapi sekarang sudah mencapai Rp30.000 per kilogram. Bahkan beberapa hari belakangan harganya tembus hingga Rp32.000 per kilogram,” ucapnya.
Harga telur di Kabupaten Serang, tepatnya di Pasar Ciruas terus mengalami kenaikan semenjak dari usai Lebaran hingga sekarang. Saat ini, harga telur di Pasar Ciruas tembus mencapai Rp30 ribu.
Pemilik toko sembako yang ada di Pasar Ciruas, Samin mengatakan, untuk kelangkaan telur tidak ada, tetapi hanya sebatas mengalami kenaikan. “Sekarang harga telur itu Rp365 ribu per peti dengan berat 14 kilogram. Jadi jika dikilo harganya Rp26 ribu lebih per kilogram, saya jual Rp28 ribu per kilogram,” kata pria berjenggot itu saat ditemui di tokonya di Pasar Ciruas, Kamis (12/7).
Sementara itu, Pelaksana Perdagangan pada Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Diskoprindag) Kabupaten Serang Sobari mengakui adanya kenaikan pada harga telur dalam beberapa hari lalu yang berkisar di harga Rp30 ribu. “Namun untuk hari ini (kemarin-red) harga telur hanya Rp27 ribu,” ujarnya.
Ia memastikan, walaupun ada kenaikan harga pada beberapa komoditas, pihaknya memastikan pasokan mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan. Terjadinya kenaikan pada harga komoditas itu diakibatkan lantaran cuaca ekstrem di daerah pertanian. “Kemarin itu kan di beberapa daerah terjadi cuaca ekstrem, jadi tentunya harga menjadi naik,” tukasnya.
Basuki, pedagang telur ayam di Pasar Rangkasbitung menyatakan, kenaikan harga telur dipengaruhi pasokan yang kurang dari distributor. Bahkan, harga telur ayam sudah mengalami kenaikan sehingga para pedagang di pasar tradisional di Lebak hanya menyesuaikan harga dari distributor saja.
“Kenaikan harga telur bukan kita yang tentukan. Tapi, dari distributornya memang sudah naik, jadi kita hanya menyesuaikan harga dari sana (distributor-red),” kata Basuki kepada Radar Banten, kemarin.
Pedagang di Pasar Rangkasbitung itu tidak merinci berapa pasokan telur yang dikirim ke wilayah Lebak. Akibat pasokan yang minim, stok telur di beberapa pedagang berkurang 50 persen dibandingkan biasanya. Bahkan, di beberapa pedagang stoknya sudah habis.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kota Cilegon Emma Hermawati menyatakan, kenaikan harga telur dan beberapa komoditas bumbu masak di pasaran lantaran efek dari nilai tukar mata uang Indonesia (rupiah) yang terus melemah. “Kurs mata uang rupiah terus melemah terhadap mata uang asing. Hal ini memicu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan biaya transportasi,” ucapnya.
Khusus harga telur, pakan ayam yang diimpor para peternak juga mengalami kenaikan sehingga berakibat naiknya harga telur. “Ya mau bagaimana lagi, dari peternak naik harganya, tentu pedagang di pasar juga harus menaikkan harganya. Kami masih menunggu instruksi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengatasi masalah ini,” tandas Emma. (Andre AP-Adi-Mastur/RBG)