PULOMERAK – Meski operasional penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni tidak terganggu, tetapi jalur penyeberangan Jawa-Sumatera mengalami penurunan jumlah penumpang secara drastis. Data PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak menunjukkan penurunan penumpang mencapai 39,6 persen.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Fahmi Alweni mengakui hal tersebut. Menurut Fahmi pada 23 Desember dan 24 Desember jumlah penumpang dibandingkan tahun 2017 lalu mengalami penurunan. “Biasanya di waktu itu masih tinggi, tapi tahun ini turun drastis,” ujar Fahmi kepada wartawan di kantornya, Selasa (25/12).
Fahmi menduga penurunan itu terjadi karena banyak isu yang berkaitan dengan tsunami di Selat Sunda. Padahal, kata dia, operasional penyeberangan tidak mengalami kendala siginifikan. Bahkan kapal beroperasi bisa normal. “Sebetulnya pada hari dimana tsunami itu terjadi, pada 22 Desember 2018, terjadi lonjakan penumpang dan juga kendaraan. Secara total, lonjakan itu hingga 20 persen,” jelasnya.
Namun pada 23 Desember, satu hari setelah tsunami terjadi, penurunan penumpang pejalan kaki mencapai 56,4 persen. Dari 12.988 menjadi 5.663. Beruntung jumlah kendaraan yang menyeberang masih mengalami peningkatan walaupun hanya 2,5 persen dari 57.530 menjadi 58.970 unit. “Hingga Senin (25/12), kami mengoperasikan 25 kapal, dan jadwal penyeberangan tidak mengalami gangguan,” tegas Fahmi.
Dia mengungkapkan, sejak 18 Desember hingga 24 Desember 2018, jumlah penumpang mengalami penurunan 0,3 persen. Bila pada 2017 di rentang waktu yang sama jumlah penumpang mencapai 279.343 orang, sedangkan tahun ini 278.578 orang. “Yang menyebabkan jumlah penumpang mengalami penurunan adalah menurunnya jumlah penumpang pejalan kaki secara drastis, mencapai 13,3 persen,” ucapnya.
Humas PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Fariz Rizki menambahkan, penyeberangan libur natal tahun ini dioperasikan dermaga eksekutif yang berada di Dermaga VI Pelabuhan Merak untuk pertama kali. Respons penumpang terhadap dermaga itu cukup baik. Jumlah penumpang yang melalui pelabuhan itu diperkirakan mencapai 30 persen.
Fariz pun menegaskan, bencana tsunami yang terjadi sebenarnya tidak memengaruhi operasional penyeberangan. Namun diduga karena beredarnya sejumlah isu sehingga membuat masyarakat khawatir untuk menyeberang menggunakan moda kapal laut.
Dengan terjadinya bencana itu, untuk memastikan keamanan pelabuhan serta proses penyeberangan, setiap satu jam sekali PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak bersama sejumlah lembaga melakukan pengecekan secara rutin. (Bayu M/RBG)