SERANG – Sejak pukul delapan pagi Maman (41) sudah siap dengan berbagai ukuran bendera Merah Putih serta aneka umbul-umbul di terotoar jalan utama Kota Serang, tepatnya di area Panancangan, Kota Serang.
Di lokasi tersebutlah laki-laki asal Garut menjajakan bendera pusaka serta umbul-umbul yang biasa menyemarakan suasan hari kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya.
Maman mengaku hanya di bulan Agustus berkunjung ke Serang dalam rangka berjualan. Itu pun dilakukannya hanya selama dua minggu saja sebelum hari kemerdekaan.
“Sengaja ke Serang buat jualan bendera aja, itu juga gak lama cuma dua minggu,” tutur Maman kepada Radar Banten Online, Minggu (13/8).
Jauh dari Garut Jawa Barat ke Serang tentu bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, alasan utamanya tingkat penjualan yang cukup tinggi di Kota Serang. Setiap tahun, minat masyarakat Kota Serang terhadap bendera Merah Putih selalu tinggi. Maman pun selalu berhasil menjual bendera dan aneka umbul-umbul dengan jumlah yang cukup banyak.
Tahun ini sendiri bukam tahun pertama Maman berjualan di Kota Serang, kurang lebih selama lima tahun terakhir Maman mengaku sudah berjualan di pusat ibu kota Provinsi Banten tersebut. Selama lima tahun itu pula Maman telah membuktikan betapa menguntungkannya berjualan bendera di kota tersebut.
“Seratusan mah habis sehari, alhamdulillah. Yang paling banyak habis yang kaya gini (menunjuk bendera Merah Putih bentuk normal), kalau kaya gitu (menunjuk umbul-umbul serta penghias berupa bendera Merah Putih) gak terlalu banyak,” ujar Maman.
Harga serta bentuk diprediksi Maman menjadi alasan kenapa bendera Merah Putih dengan bentuk normal lebih laku terjual. Untuk harga termurah dengan ukuran kurang lebih setengah meter dibandrol Rp 25 Ribu. Sedangkan dengan panjang satu meter dihargai Rp 30 ribu.
“Kalau yang kaya gitu kan banyak di pake di depan rumah kan, yang umbul-umbul mah biasanya buat kantoran, sekolah,” ujarnya.
Selama berjualan, Maman mengaku mengontrak di daerah tak jauh dari lokasi bapak tiga anak tersebut berjualan. Itu dilakukan agar mempermudahnya bulak balik menuju tempat berjualan. “Kalau yang lain kan gak sampe malem, saya mah sampe malem,” tuturnya sambil tersenyum. (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)