SERANG – Debat perdana pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Serang berjalan panas. Masing-masing paslon menyampaikan pertanyaan yang merujuk pada kritikan program yang sudah dicanangkan.
Debat perdana berlangsung di studio salah satu televisi swasta di Jakarta, Rabu (18/11) malam. Debat berlangsung dengan berbagai segmen mulai dari pertanyaan acak, saling tanya, hingga pertanyaan terbuka.
Pasangan calon nomor urut dua Nasrul Ulum-Eki Baihaki lebih banyak melempar pertanyaan berupa serangan kepada pasangan calon nomor urut satu Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa.
Pasangan Tatu-Pandji pun sesekali melempar balasan serangan pertanyaan sambil memaparkan keberhasilan pembangunan selama periode pertama.
Serangan Nasrul-Eki yang disampaikan di antaranya soal penanganan sampah, pemasangan stiker pada penerima bantuan sosial, hingga pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) yang dinilai lamban.
“Sampah di Kabupaten Serang belum tertata, saya lihat di Anyer sampah masih berserakan, padahal Anyer itu destinasi wisata nasional, bagaimana Ibu Tatu selama ini dalam pengelolaan sampah,” tanya Nasrul kepada Tatu.
Tatu pun menjawab jika ia sudah melakukan upaya penanganan sampah. Bahkan, kata Tatu, pihaknya sudah berencana membangun stasiun peralihan antara (SPA) di berbagai titik sebagai tempat pengolahan sampah. “Tapi, karena pandemi Covid-19, anggaran terpaksa harus direfocusing,” katanya.
Selain itu, Tatu juga menyampaikan jika pihaknya selama satu periode fokus melakukan pembangunan jalan. Tatu pun sedikit menyinggung soal warisan jalan rusak dari bupati sebelumnya, Ahmad Taufik Nuriman (ATN). “Ketika kita menjabat, banyak jalan rusak warisan bupati sebelumnya (merujuk pada ATN), kemudian kami segera membuat peraturan daerah percepatan pembangunan infrastruktur,” ucapnya.
Kemudian, Nasrul juga menyinggung soal pembangunan Puspemkab di Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Kragilan yang lamban. Menurutnya, lambannya pembangunan Puspemkab berdampak pada pelayanan kepada masyarakat. “Pemekaran Kota Serang sudah 12 tahun, tapi sampai saat ini Kabupaten Serang belum punya kantor pemerintahan,” ujarnya.
Menanggapi itu, Tatu menjawab jika pihaknya belum memprioritaskan pembangunan gedung pemerintahan. Karena, masih banyak persoalan masyarakat yang belum terselesaikan. Mulai dari pembangunan jalan, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), insentif guru honorer, dan persoalan lainnya. “Kalau kantor pemerintahan itu untuk kami, untuk para ASN, kami tidak mau duduk di kantor mewah sementara masyarakat kami masih tinggal di rumah yang tidak layak,” timpal Tatu.
Kemudian, pada segmen pertanyaan calon wakil bupati, Eki Baihaki pun melemparkan serangan kepada paslon nomor urut satu. Yakni, soal pemasangan stiker di rumah penerima bantuan sosial. “Ada pemasangan stiker penerima bantuan, dan stikernya itu bergambar Tatu-Pandji, apakah ini tidak menyalahgunakan kewenangan,” tanya Eki kepada Pandji Tirtayasa.
Pandji pun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Eki. Kata Pandji, foto Tatu-Pandji di stiker itu sebagai bupati dan wakil bupati aktif. Menurutnya, itu bukan termasuk salah satu kampanye. “Itu belum masa kampanye, kita masih sebagai bupati dan wakil bupati aktif, dan dilarang menyobek stiker itu kan merupakan amanat dari Kementerian Sosial,” ucapnya.
Kemudian, Pandji pun melancarkan serangan balik kepada Eki berupa pertanyaan. Pandji menanyakan terkait visi-misi yang dibuatnya. Pandji menanyakan bagaimana mengatur anggaran yang terbatas untuk merealisasikan semua program kerja yang dicanangkan. “Kemudian, efeknya untuk indeks pembangunan manusia sebesar apa,” katanya.
Menanggapi pertanyaan Pandji, Eki menjawab bahwa pihaknya akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Karena, kata dia, PAD Kabupaten Serang masih 25 persen dari kebutuhan APBD. “Kemudian, sejauh mana dampaknya, sudah kami ukur, misalkan program meningkatkan insentif guru honorer, kami rasa dampaknya sangat besar untuk kemajuan pendidikan,” ucapnya.
Debat berjalan selama kurang lebih 75 menit. Di penghujung debat, masing-masing paslon menyampaikan kata penutup dan ajakan untuk mencoblos di TPS. (jek/air)