SEPANG – Soal penataan lingkungan dan penghijauan, RT 01 RW 03, Lingkungan Karodangan, Kelurahan Sepang, Kecamatan Taktakan, tidak perlu diragukan lagi. Makanya, warga dan pengurus RT ini sedang memproses sejumlah persyaratan administrasi untuk memenuhi semua kategori Lomba Resik Lan Aman (LRLA) Kota Serang 2020.
Dari gapura, suasana semarak terasa. Hiasan bambu berbentuk terowongan yang dicat warna-warni dan pot tanaman dari ban bekas seakan menyambut siapa pun yang memasuki perkampungan ini. Hiasan-hiasan ini menjadi ciri khas penataan di RT 01.
RT 01 juga telah memiliki empat spot foto. Perpaduan antara bambu dan ban bekas tersebut menambah wajah perkampungan ini semakin indah.
Ketua RT 01 Rasmani mengatakan, dekorasi lingkungan RT-nya ini juga untuk mendukung kawasan wisata alam Karodangan yang diresmikan Pemkot Serang pada 2016. “Penataan mah sudah 75 persen, tinggal syarat adminiatrasinya yang belum,” tegas Rasmani kepada Radar Banten, Kamis (4/6).
Persyaratan adminiatrasi yang belum dilengkapi berupa surat keputusan (SK) Lurah Sepang terkait pembentukan kelompok sadar hukum dan kelompok pemuda penggerak lingkungan. Saat ini, diakui Rasmani, pihaknya tengah mengurus penerbitan SK tersebut.
“Nanti, kita bakal buat pembukuan dokumentasi foto gotong royong dan daftar iuran swadaya warga,” kata Rasmani.
Ia mengaku jika penataan lingkungan RT 01 tidak hanya mengandalkan dana stimulan dari Pemkot Serang sebesar Rp5 juta per RT. Karena itu, setiap kepala keluarga (KK), memberikan sumbangan Rp50 ribu untuk membeli bambu, cat, ban bekas, serta keperluan lainnya.
“Warga kompak meski kondisi lagi enggak pada kerja karena terdampak Covid-19,” ungkapnya.
Rasmani menargetkan, semua kategori lomba bisa dilengkapi akhir Juli 2020. Sehingga, pada penilaian tahap kedua, Agustus 2020, RT 01 mendapatkan poin tinggi. “Semoga jadi juara. Lingkungan juga makin resik dan aman,” ujarnya.
Ketua Kelompok Sadar Periwisata (Pokdarwis) Lingkungan Karodangan Mastur menilai, partisipasi warga RT 01 dalam LRLA sangat besar. Saat Ramadan, gotong royong dilakukan warga pada malam hari sampai menjelang subuh. Warga memasang hiasan bambu dan lampu-lampu hias.
“Kalau malem, di sini nuansanya meriah. Banyak hiasan lampu,” kata Mastur. (mg06/don)