LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Memasuki peralihan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak telah menginventarisir sejumlah daerah rawan kekeringan.
Terdapat delapan kecamatan yang berpotensi rawan kekeringan di daerah yang dipimpin Bupati Iti Octavia Jayabaya ini.
Ke delapan kecamatan yang berpotensi kekeringan menyebabkan krisis air bersih, di antaranya Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten dan Wanasalam.
Berdasarkan perkiraan Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarau akan terjadi Mei hingga Oktober 2023 mendatang akibat dampak fenomena dari El Nino.
“Ya, kita telah menginventarisir daerah potensi kekeringan. Dimana, dari 16 Kecamatan yang merupakan daerah rawan kekeringan, delapan kecamatan merupakan daerah potensi kekeringan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Selasa 9 Mei 2023.
Berdasarkan informasi dari BMKG, kata Febby, Mei hingga Oktober mendatang wilayah Indonesia akan terdampak kekeringan akibat dampak dari fenomena El Nino termasuk di Kabupaten Lebak.
“Puncaknya kekeringan akan terjadi pada Juli mendatang,” ujarnya.
Meskipun saat ini telah memasuki musim kemarau, namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan adanya warga yang mengalami kesulitan air bersih baik dari desa maupun Kecamatan.
“Kita belum terima laporannya termasuk dari warga di delapan kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan,” imbuhnya.
Dia mengatakan, berdasarkan peta rawan bencana di Kabupaten Lebak terdapat 16 kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana kekeringan. Namun, berdasarkan inventarisir yang berpotensi mengalami kekeringan ada di delapan kecamatan. Sementara di delapan kecamatan lain sudah mulai teratasi dengan banyaknya program-program muali dari MCK, sumber air bersih sampai Pamsimas.
“Bila El Nino terjadi tiga bulan maka kebutuhan air bersih untuk delapan kecamatan potensi kekeringan sampai 200 ribu liter. Bila lebih maka estimasi air bersihnya akan lebih,” ujarnya.
Dijelaskannya, dari 28 Kecamatan di Lebak ada 16 belas kecamatan rawan bencana kekeringan sekaligus berpotensi menimbulkan rawan krisis air bersih, yaitu Muncang, Cirinten, Maja, Curugbitung, Leuwidamar, Cimarga, Kalanganyar, Cileles, Gunung Kencana, Banjarsari, Malingping, Wanasalam, Cihara, Bayah, Cilograng dan Cibadak.
“Sudah dilakukan antisipasi. Salah satunya mendeteksi titik – titik rawan kekeringan di musim kemarau,” jelasnya.
Kata dia, pihaknya bersama Dinas Pertanian dan OPD terkait lain sudah melakukan langkah antisipasi.
“Bencana kekeringan merupakan kejadian setiap tahun. Namun, warga tak perlu panik yang terpenting kita sama-sama siapkan langkah penanganannya,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lebak Rahmat mengatakan, guna mengantisipasi kekeringan di areal pesawahan, Pemkab Lebak melakukan antisipasi dengan memaksimalkan pompa air di sejumlah titik yang rawan kekeringan. Dinas Pertanian akan mengoptimalkan peran kelompok tani dalam teknis pembagian dan pengaturan pengairan irigasi pada musim kemarau.
“Antisipasi kita identifikasi pompa air dan optimalisasi sumber air sambil menunggu arahan pusat dan provinsi. Insyaallah kekeringan bisa diatasi,” ucapnya.(*)
Reporter : Nurabidin
Editor : Mastur