CILEGON – Ratusan massa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Kota Cilegon, melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cilegon, Senin (30/11/2015) sore. Massa menuding, kekalahan yang dialami oleh pasangan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon yang mereka dukung, lantaran penyelenggara pemilu itu tidak bekerja secara netral.
Pantauan di lokasi, sejak dalam perjalanannya hingga tiba di kantor KPU, massa mendapatkan pengawalan ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Cilegon. Unjuk rasa sempat memanas, ketika massa melakukan aksi saling dorong dengan personel Dalmas Polres Cilegon yang sudah bersiaga, sebelum akhirnya sejumlah perwakilan massa melakukan mediasi dengan komisioner KPU.
Belakangan, aksi berujung menjadi kerusuhan setelah mediasi antara perwakilan massa dan KPU tidak menemukan titik temu. Sejumlah massa yang diduga provokator aksi terpaksa ‘dilumpuhkan’ setelah semprotan air dari water canon dan tembakan peringatan aparat tak digubris.
Diduga tidak terima atas penembakan salah seorang pengunjuk rasa, massa melakukan serangan balasan kepada barisan polisi hingga akhirnya berhasil dibubarkan melalui penembakan gas air mata.
Demikian simulasi yang dilakukan Polres Cilegon dalam apel pengamanan pelatihan Tactical For Game (TFG), Tactical Meet Game (TMG), dan Sispamkota dalam rangka pengamanan Pilkada Cilegon 2015 di helypad PT Krakatau Steel.
“Kegiatan ini adalah supervisi Polda Banten yang terakhir, setelah beberapa daerah lainnya yang juga akan melaksanakan Pilkada serentak. Karena Pilkada ini adalah agenda demokrasi maka proses demokrasi itu pun harus berjalan dengan baik untuk mengawal masyarakat agar nyaman dalam menentukan pilihan pemimpinnya,” ungkap Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar yang hadir dalam kesempatan itu.
Langkah penembakan kepada pengunjuk rasa, kata dia, dapat ditempuh ketika keadaan sudah tidak memungkinkan bagi keselamatan personel maupun warga sekitar. “Kita berharap situasinya normal, tapi apabila tidak, maka kita pun harus siap, dan kesiapan itu tentunya melalui pelatihan seperti ini. Penggunaan senjata api itu pun terukur, ada prosedur. Dan hanya dapat dilakukan pada saat keadaan sudah berbahaya bagi petugas maupun masyarakat lainnya. Ditujukan agar sumber ancaman dapat dilumpuhkan dan tidak mengancam keselamatan yang lain,” katanya.
Simulasi itu turut disaksikan oleh Pjs Walikota, pasangan calon dan unsur muspida. Sementara itu, Ketua KPU Kota Cilegon, Fathullah Hasyim mengatakan pihaknya sangat terbantu dengan adanya persiapan melalui simulasi pengamanan yang dilakukan kepolisian.
“Kegiatan antisipasi ini sangat penting, terutama saat tahapan-tahapan (Pilkada) tertentu. Terutama pada tahapan akhir, dimana penetapan pasangan calon terpilih dan rekapitulasi akhir dari seluruh TPS se-Kota Cilegon. Polres juga sudah berupaya maksimal untuk persiapan ini,” katanya. (Devi Krisna)