SERANG – Islam selalu mengajarkan tatanan kehidupan bernegara dan berbangsa yang rukun, toleran dan saling mengenal satu sama lain. Bila Islam dijalankan, Empat Pilar Kebangsaan diantaranya Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sudah pasti akan berjalan dengan baik.
Hal tersebut diungkapkam Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten Bidang Kajian usai mengisi tausiyah kebangsaan untuk santri, di Pondok Pesantren Nurul Huda, Kampung Sawah, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Senin (14/8).
“Pilar-pilar yang sedang disosialisasikan oleh MPR tentang Pancasila, Undang-Undang 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI tentu saja harus dipahami oleh warga negara supaya bisa hidup di negara Indonesia yang sudah mempunyai aturan,” paparnya.
Sebagai umat Islam, kata dia, berbangsa yang diwarnai dengan nilai-nilai ke-Islaman tengah diamalkan oleh para santri, berbekal hidup supaya baik dan bagus sesuai dengan keinginan bersama yaitu selamat dunia akhirat.
“Dan Islam menjamin tentang empat pilar kalau Islam dijalankan pasti selesai. Buktinya apa, dari dulu setiap ada rongrongan terhadap bangsa Indonesia ini. Komunis mau menghancurkan negri ini, umat islam paling depan membela dan kapan pun akan begitu,” tuturnya.
Ia mencontohkan aksi demo kemarin bukan karena ingin merusak negara tapi menuntut keadilan dengan melaksanakan Undang-Undang bahwa penista agama harus dihukum. Sehingga, menurutnya hal itu jangan sampai dituduh anti pancasila.
“Kalau kita lihat sejarah perjuangan bangsa Indonesia itu semuanya tidak terlepas dari usaha umat islam membela negara. Bhineka tungggal ika dalam islam sudah tidak asing, lantaran dalam islam diajarkan untuk saling kenal mengenal, tidak saling bermusuhan. Jadi tidak benar bila tuduhan islam itu radikal dan anti pancasila,” ujarnya.
Ia mengimbau umat islam harus menjaga nilai keislamannya, supaya tidak terkontaminasi kehidupan, pemikiran budaya dan ekonomi yang membahayakan.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Endang Darukutni sangat menyambut kegiatan ini dengan baik untuk memberikan pemahaman kepada para santri tentang pentingnya bela negara dan menjaga negara. “Jangan sampai negara yang dulu diperjuangkan pendahulu terutama ulama-ulama menjadi hancur, kami tidak mengharapkan itu,” ujarnya.
Dikatan Endang, bilamana negara ini ke arah kehancuran, sama saja tidak bisa menjaga amanah warisan titipan pejuang terdahulu, oleh sebabnya pemahaman kebangsaan ini penting bagi para santri.
“Banyak desa-desus seakan-akan mengalami disintegrasi berkaitan sara yang ujung-ujungnya negara dalam keadaan genting, oleh sebabnya harus diberikan pemahaman ini untuk memperkuat NKRI,” imbuhnya. (Anton Sutompul/antonsutompul1504@gmail.com).