CILEGON – Dibandingkan laki-laki, perempuan penduduk Kota Cilegon paling banyak mengidap diabetes melitus atau penyakit kencing manis. Meski diabetes melitus termasuk penyakit tidak menular (PTM), namun penderitanya sangat disarankan untuk tidak mengabaikan penyakit tersebut.
Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon Edi Suryadi mengungkapkan, sepanjang tahun 2017 sebanyak 4.520 jiwa penduduk Kota Cilegon tercatat mengidap diabetes melitus. 1.307 kasus diderita oleh laki-laki dan 3.213 kasus dialami oleh para perempuan.
“Diabetes melitus bukan penyakit menular, tapi membahayakan. Tanda-tanda bagi pengidapnya sering haus, sering lapar. Pengin makan terus. Jadi itu harus diperhatikan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (9/2).
Ia menjelaskan, penyakit diabes melitus penyebabnya juga dapat terjadi karena faktor keturunan. Di antara kedua orangtuanya baik ayah atau ibu ada yang mengidap penyakit tersebut. Kata dia, diabetes melitus terbagi menjadi dua jenis yakni diabetes melitus kering dan basah.
“Misal punya anak tiga, itu tidak kena semua. Tapi ada salah satu yang kena. Tapi bisa juga karena pola makan. Kalau diabetes basah itu, orangnya kena luka sedikit itu bisa langsung meluas dan infeksi. Biasanya orangnya gemuk. Kalau yang kering, ya orang badannya kering kaya kurang makan,” ucapnya.
Ia mengimbau agar masyarakat Kota Cilegon menjaga pola makannya dengan makanan bergizi dan seimbang. Namun bagi yang sudah terjangkit diharapkan mengunjungi puskesmas terdekat untuk menjalani pengobatan, minimal setiap satu bulan sekali.
“Cara menghindari diabetes melitus selain dengan menjaga pola makan, dianjurkan juga dengan olahraga yang teratur. Tapi cek dulu berapa kadar gula darah kita. Bisa cek ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit,” katanya. (Riko Budi Santoso/rikosabita@gmail.com)