JAWILAN – Di RW 01, Kampung Kareo Dukuh, Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, sampah plastik bisa menjadi beberapa barang kerajinan bernilai ekonomi. Antara lain, tas, bunga, lampu hias atau lampion, bahkan paving block. Proses daur ulang sampah non organik di kampung ini bisa menjadi referensi bagi kampung lain.
Sutrisno, salah satu tokoh pemuda Kareo Dukuh, menjelaskan bahwa barang kerajinan tangan itu diolah dari sampah non organik seperti kantong plastik dan botol atau gelas kemasan minuman.
Hasil kerajinan warga itu, menurut Sutrisno, dijual oleh pengrajin secara mandiri. “Untuk pemasarannya, dilakukan warga dengan lewat online. Ada pun hasilnya, dikembalikan kepada warga,” terangnya saat ditemui Banten TV (grup Radar Banten), Kamis (31/10).
Sampah organik belum diolah oleh warga Kareo Dukuh. Sampah-sampah itu diangkut oleh petugas sampah dan dibuang pada tempat pembuangan sampah sementara. Lalu, diangkut oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang.
Pengelolaan sampah di Kareo Dukuh, ungkap Sutrisno, dilakukan oleh tim pengelolaan sampah bernama Kareo Mandiri Sejahtera (KMS). “Anggota KMS dari unsur pemuda. Mereka bertugas mengingatkan warga dalam menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Penataan lingkungan RW 01, Kampung Kareo Dukuh, sendiri disebutkan mencapai 70 persen. Telah banyak lukisan grafiti yang mengandung pesan menjaga lingkungan pada dinding rumah-rumah warga. Lukisan ini karya pemuda. Kata Sutrisno, lukisan grafiti sengaja dibuat untuk mengaburkan kesan kumuh di Kareo Dukuh.
Agar Kareo Dukuh tampak asri, lanjut Sutrisno, warga juga menempatkan tanaman hias di halaman depan rumahnya. Ini dilakukan karena Kareo Dukuh berada di kawasan industri. “Dua tong sampah juga telah kita sebar di depan rumah warga,” terangnya.
Senada dikatakan Kader PKK Desa Kareo Dedeh Neni. Ia mengatakan, lewat KMS, warga diajarkan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang kerajinan. (jay/ang/don/ags)