Ada banyak faktor yang menyebabkan perselingkungan, salah satunya seperti apa yang dialami Jaja (46) nama samaran. Penasaran ingin mencoba potongan rambut baru kreasi janda anak dua, sebut saja Amoy (39). Jaja langsung tergoda dan tak peduli pada istri yang menunggu di rumah, sebut saja Noni (46)
Ditemui Radar Banten di Kecamatan Kramatwatu, Minggu (11/7) siang, Jaja sedang duduk santai di warung sambil menyeruput kopi. Ketika diajak mengobrol, Jaja tidak malu menceritakan masa lalunya. Ia anggap, kisahnya ini sebagai pengalaman yang patut dijadikan pelajaran oleh banyak orang.
Jaja bercerita, awal mula bisa bertemu dengan Amoy, si janda nan menggoda ini terjadi. Saat itu ia memutuskan untuk cukur rambut di salon kecantikan rekomendasi teman. “Amoy sudah jadi buah bibir lelaki di sini, makanya saya penasaran,” kata Jaja.
Saat Amoy keluar dari pintu yang tertutup tirai, pesonanya langsung membuat Jaja klepek-klepek. Bodinya aduhai dengan pakaian ketat, bikin mata ayah dua anak itu tak berkedip. Apalagi saat Amoy mulai memegang rambut Jaja, bikin seluruh tubuh merinding. “Emang bener cakep, muantep bodinya,” kata Jaja.
Kalau dibandingkan dengan Noni, Amoy lebih seksi. Saoalnya, istrinya itu memang kurus dan sudah mulai berkeriput. Mungkin karena sering kelelahan dan beban pikiran. Jaja sendiri termasuk lelaki gagah. Meski wajahnya tak terlalu tampan, namun postur tubuhnya yang kekar dan ideal, dengan kulit cokelat dan tampak otot-ototnya, Jaja berpenampilan macho.
Singkat cerita, suatu hari, desakan ekonomi menambah keruh suasana rumah. Jaja yang hanya seorang karyawan pabrik mebel, hanya mampu mencukupi biaya makan sehari-hari. Sedangkan Noni sering ngeluh soal uang tambahan untuk beli ini dan itu yang tak mencukupi, membuat Jaja tertekan dan tak betah di rumah. “Pusing, pulang bukannya tenang malah nambah rungsing,” keluhnya.
Besoknya Jaja curhat ke temannya yang biasa menemani mendistribusikan barang. Jaja pun diajak ke salon tempat janda itu bekerja, sejak itu, Jaja mulai jarang pulang. “Awalnya cuma cukur doang, eh pas ngobrol, dia kasih alamat rumah, ya sudah saya pulang ke rumah Amoy terus, lebih bahagia, daripada ke rumah istri ngomel mulu,” akunya.
Amoy memberikan apa yang Jaja butuhkan, mulai dari senyuman manis, pijatan mesra saat lelah bekerja, serta perhatian penuh kasih sayang yang membuat Jaja seolah kembali muda. Tapi ya tentu saja servis itu tidak gratis, Amoy terang-terangan minta jatah bulanan.
Jaja pun mulai bersiasat agar kenakalannya ini tak diketahui istri, tapi tetap bisa menikmati kebahagiaan bersama Amoy. Gajinya tetap diberikan pada istri dan biaya anaknya, sedangkan untuk Amoy, Jaja terpaksa harus utang ke beberapa teman, termasuk bos di tempat kerja. “Soalnya saya udah terlanjur sayang banget ke Amoy,” katanya.
Namun apalah daya, lama-kelamaan Noni curiga karena Jaja jarang pulang ke rumah. Ia pun meminta tolong kepada temannya yang berprofesi sebagai tukang ojek untuk mengikuti Jaja saat pulang kerja. “Pas baru sampe rumah Amoy, ternyata ada istri di belakang saya,” katanya.
Saat itu juga Noni ngamuk dan marah-marah. Malah saat itu juga Noni menggugat cerai, mereka pun tidak tidur serumah lagi. Jaja tak bisa pulang karena rumah yang selama ini ditempati bareng Noni ialah rumah milik istrinya peninggalan orangtua. “Pas saya dateng, baju sama barang-barang sudah tergeletak di depan pintu,” katanya.
Jaja pun mendatangi rumah Amoy, berharap dapat tumpangan selama beberapa hari. Tapi malah diusir dan diminta jangan datang lagi, untung masih ada teman yang baik yang mau menerimanya. Tapi seminggu kemudian, Jaja mulai pusing karena tagihan utang menumpuk. “Stres saya, Kang. Sekarang ini saya kerja enggak digaji, cuma dikasih makan doang, gajinya buat nutupi utang ke bos,” kata Jaja sambil pamit lanjut kerja lagi.
Ya ampun, apes amat sih Kang. Makanya jangan suka selingkuh. (mg06/air)