Setiap hari, Bowo berangkat ke pasar membuka warung jualan, sedangkan Lela mengurus anak dan rumah. Saat sore hari barulah pulang, begitu setiap hari. “Rumah tangga kita mulai sejahtera tuh,” akunya.
Hingga mereka punya anak dua, perekononian terus meningkat. Tapi pada suatu hari, Lela merasa ada yang aneh lantaran penghasilan Bowo setiap harinya selalu menurun. “Biasanya sehari dapet 500 sampai satu juta, eh kok cuma dapet 200,” katanya.
Padahal, kalau kata tetangga yang juga berjualan dekat warung Bowo, setiap harinya selalu ramai orang belanja sayuran ke Bowo. Tapi setiap ditanya, suaminya selalu mengeluh jualan sedang sepi. “Tapi saya sih coba ngertiin aja, namanya usaha jualan, mungkin memang lagi sepi,” ujarnya.
Sampai suatu hari, saat hujan deras, ketika Lela sedang menyuapi anaknya makan, terdengar suara pintu diketuk. Ia lekas membuka dan melihat seorang wanita berpakaian basah kuyup. “Ngeliatnya saya kasihan kan, saya langsung suruh masuk,” katanya.
Si wanita itu ialah Susi dan datang mencari Bowo. Awalnya Lela mengira mungkin pelanggan sayuran, ia pun menjelaskan kalau Bowo belum pulang dan masih di pasar. “Terus saya nanya, emang ada perlu apa?” kata Lela.