Kondisi keuangan berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga. Apalagi jika dompet seringkali menipis sebelum waktunya. Karena itu, jangan aneh jika ada pasangan suami istri bertengkar di akhir bulan. Ketika beras habis, uang tidak ada, pusing deh kepala.
Kondisi ini terjadi pada rumah tangga Sahrul (29) dan Sinta (22), keduanya nama samaran. Pasangan suami istri ini sering kali bertengkar setiap bulan. Seolah-olah terjadwal, perselisihan di antara mereka biasa terjadi mulai pertengahan bulan hingga akhir bulan. Kemudian di awal bulan mereka kembali rujuk, dilanjutkan pada pertengahan bulan kembali bertengkar hingga akhir bulan.
“Kami sering kali cekcok mulut, penyebabnya banyak hal. Tapi inti permasalahannya karena uang. Dompet Mas Sahrul sering menipis sejak pertengahan bulan,” kata Sinta.
Sinta membantah jika dirinya menuntut nafkah terlalu berlebih kepada Sahrul. Pada dasarnya, Sinta sejak awal menerima Sahrul apa adanya. “Mas Sahrul itu hanya pekerja di toko, saya tahu penghasilannya pas-pasan. Tapi saya sering pusing kalau uang mulai habis. Apalagi baru pertengahan bulan saja keuangan sudah babak belur,” ujar Sinta.
Dari keterangannya, Sahrul dan Sinta mulai berumah tangga pada November 2009. Akad nikah kecil-kecilan menjadi pengantar resmi Sinta sebagai istri Sahrul. “Saya mau terima Mas Sahrul karena dia sangat dewasa. Janji-janjinya pun muluk, ia mengaku akan membahagiakan saya lahir batin. Tapi ternyata tidak, hanya janji palsu,” katanya.
Rumah tangga mereka awalnya bahagia, sayang kebahagiaan hanya bertahan empat bulan. Baik Sinta dan Sahrul memperlihatkan jati diri mereka masing-masing. “Namanya juga awal-awal, semuanya seolah-olah sedang penjajakan. Tapi lama-lama kelihatan juga tuh wujud asli kami,” kata Sinta.
Sinta mengaku, dirinya senang cemilan, ia mudah stres bila tidak ada makanan di dapur. Karena itu, dia selalu rewel jika tidak menemukan cemilan di dapur. “Di rumah, saya suka bikin bakwan atau goreng pisang. Tiap malam, saya dan keluarga ngemil itu sebelum tidur. Jadi kalau enggak ngemil dulu rasanya rungsing,” ujarnya.
Di sisi lain, Sahrul termasuk orang yang mudah jengkel. Ketika Sinta rewel, Sahrul terpancing emosi sehingga pertengkaran terjadi. “Saya minta dibelikan tepung, Mas Sahrul iya-iya saja. Makanya saya jadi rewel, eh saya malah dimarahi. Makanya saya juga jadi ikutan marah,” katanya.
Baik Sahrul dan Sinta tidak ada yang mau menahan diri untuk emosi, sehingga pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Awalnya hanya perang mulut, namun lama-kelamaan Sahrul main tangan. “Mas Sahrul senang main kasar. Sedikit-sedikit tampar pipi, atau lempar piring ke arah saya,” katanya.
Barulah pada 2010, Sahrul mencoba mengubah diri. Ini ketika Sinta mengandung anak pertama, Sahrul sering kali mengalah atau pergi dari rumah ketika Sinta sedang marah-marah. Namun setelah melahirkan, Sahrul kembali kepada tabiatnya, yakni bermain kasar. “Saya juga sih yang sudah berubah, memang bawaannya bawel. Apalagi kalau marah, makin bawel saja,” ujarnya.
Pada 2013, Sahrul sempat ketahuan berselingkuh dengan perempuan dari desa sebelah. Saat ketahuan, Sahrul mengaku bosan dengan sifat Sinta yang terlalu rewel jika uang menipis. Karena itu, Sinta pun sempat mencoba memperbaiki diri dan berusaha berubah. Namun dasar sudah jadi karakter, Sinta tidak bisa menahan rewelnya ketika Sahrul benar-benar tidak memiliki uang.
Pertengkaran terhebat terjadi pada Mei 2014. Sahrul benar-benar mengamuk sehingga Sinta menderita memar mulai dari kepala hingga kaki. “Saya bukan ditampar lagi, tapi dipukul,” katanya.
Kali ini, Sahrul bertindak keterlaluan. Ia sampai jadi buronan keluarga Sinta karena telah melakukan pemukulan hingga membuat Sinta babak belur parah. Sejak saat itulah, Sinta dan Sahrul tidak lagi bertemu. “Sampai saat ini, saya tidak pernah melihat Mas Sahrul lagi,” ujarnya.
Dua tahun berlalu, Sinta akhirnya memutuskan untuk melayangkan gugatan cerai untuk Sahrul. Alasan di Pengadilan Agama, sang suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Saya ingin cerai sebab saya sudah berhubungan dengan laki-laki lain. Dia juga mengaku serius dan ingin menikah dengan saya. Karena itu saya ingin menegaskan status pernikahan saya dengan Mas Sahrul, bahwa kami memang sudah bisa dibilang cerai sejak lama,” katanya. (Sigit/Radar Banten)