SERANG – Pada 2020, diprediksi kondisi perekonomian di Provinsi Banten masih akan berat meskipun tidak seberat 2019. Itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Banten di lantai empat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Palima, Kota Serang, Kamis (12/12).
Untuk 2020, BI memproyeksikan pertumbuhan pada rentang 5,4-5,8 persen. Hingga akhir 2019, BI Banten memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,41 persen. Beratnya kondisi perekonomian itu disebabkan beberapa risiko dan tantangan ekonomi global dan domestik antara lain potensi berlanjutnya perang dagang Amerika Serikat dengan China, penyesuaian upah minimum pada awal tahun, geopolitik di negara Timur Tengah, dan masih wait and see para pelaku usaha.
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus bisa dilakukan dengan memanfaatkan momentum dalam mengakselerasi pertumbuhan perekonomian Provinsi Banten 2020. Pertama, untuk mendorong konsumsi agar tetap kuat dengan menjaga tingkat inflasi yang stabil, rendah, serta mempertahankan penyaluran bansos yang tepat sasaran.
Kedua, spending pemerintah yang fokus pada proyek infrastruktur, dana desa, dan bantuan sosial. Ketiga, mempercepat pembenahan regulasi perizinan dengan optimalisasi OSS dan peningkatan daya saing dalam upaya menarik investasi ke Provinsi Banten.
“Keempat, bersama pemerintah pusat dalam meningkatkan daya saing industri unggulan yang tercakup dalam Roadmap Indonesia 4.0,” katanya.
Bank Indonesia mengajak perbankan dan dunia usaha untuk memperkuat kepercayaan diri dan optimisme, membangun Indonesia yang lebih baik ke depan. Selain itu, Erwin juga meminta pelaku usaha untuk melakukan inovasi terhadap produk agar bisnis tetap bertahan, salah satunya dengan menggunakan teknologi terbaru. Dengan begitu, bisa meningkatkan kualitas produksi. Hal lain yang bisa dilakukan, yakni efisien dengan mengadopsi teknologi terbaru dan harus tetap memelihara pasar dengan menjangkaunya secara langsung.
BI menyusun lima langkah inisiatif yang akan dilakukan ke depan. Pertama, memperkuat sinergi pengendalian inflasi bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk secara bersama mengawal stabilitas harga dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kedua, mendorong terciptanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten seperti kopi, cokelat, jagung, petai, jengkol, dan lainnya.
“Kawasan wisata Banten Lama, Museum Multatuli Lebak, dan Negeri Di Atas Awan. Ini tentu bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya.
Inisiatif lainnya, yakni mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah agar lebih berdaya saing melalui program kemandirian ekonomi pesantren, pemanfaatan zakat dan wakaf yang dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan dan optimalisasi pembayarannya melalui QRIS serta pengembangan ekosistem rantai nilai halal.
Keempat, mendorong elektronifikasi dengan meningkatkan integrasi ekonomi keuangan daerah dan ekonomi digital. Kelima, mendorong pembentukan ekosistem ekonomi digital di Provinsi Banten. “Ke depan, peran ekonomi digital terhadap perekonomian Provinsi Banten akan semakin besar,” katanya.
Branch Manager Bank Panin KCU Serang Muhammad Rony Rochim mengatakan, pada 2020, kondisi ekonomi memang masih berat karena adanya perubahan perilaku masyarakat terutama kaitannya dengan teknologi. Bank Panin KCU Serang terus memperkuat dan meningkatkan kualitas SDM agar menjadi andal. “SDM yang andal dan mumpuni mampu menawarkan produk yang dipasarkan,” katanya.
Menurutnya, ekonomi digital, mau tidak mau harus menyesuaikan zamannya sehingga perlu SDM yang andal dan berkualitas. Dengan kecanggihan teknologi juga membuat konsumen menjadi lebih mudah dan efisien dari segi waktu dan uang. “Panin juga terus meningkatkan kualitas layanan mobile banking agar semakin mempermudah nasabah,” tuturnya.
Pengamat ekonomi Banten Boyke Pribadi mengatakan, ekonomi pada 2020 memang akan berat karena pengaruh ekonomi global dan pengusaha retail harus mampu mentransformasikan bisnisnya kepada ekosistem digital untuk mengurangi sewa tempat yang mahal. Pengusaha konstruksi masih bisa tumbuh karena diperkirakan investasi China dan asing untuk membangun industri di wilayah Banten. Pengusaha transportasi bisa bertahan dengan syarat pemerintah tidak menaikkan harga BBM.
“Pengusaha kuliner atau makanan yang mendominasi kuantitas pelaku UMKM bisa bertahan dan bahkan berkembang sepanjang bisa mengkreatifkan jenis panganan yang dijual,” katanya.
Menurutnya, pengaruh ekonomi global dan adanya digitalisasi serta kemajuan teknologi menuju Industri 4.0 maka perusahaan harus melakukan inovasi untuk bersaing. “Di masa depan, perusahaan yang bertahan adalah perusahaan yang efisien dalam menghasilkan produknya agar harganya bisa bersaing dengan produk serupa yang dihasilkan oleh perusahaan lain,” katanya.
Menurutnya, Pemprov harus bisa menciptakan objek yang menjadi sarana pertumbuhan ekonomi baru. Tol Serang-Panimbang jika sudah beroperasi jadi bisa menambahkan angka pertumbuhan sekira 0,16 persen. Angka tersebut bisa lebih jika daerah yang ada interchange-nya dapat memanfaatkan untuk memasarkan hasil UMKM, termasuk kuliner lokal. (skn/air/ira)