SERANG – Sulastri, nyaris kehilangan perhiasan emas miliknya, Sabtu (4/8). Warga Kampung Wakaf Tembong, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang itu diduga menjadi korban penipuan dengan modus hipnotis.
Informasi yang diperoleh, peristiwa itu bermula ketika Sulastri didatangi dua orang perempuan yang mengaku sebagai sales barang elektronik dan meubilair (furnitur).
Dua perempuan itu menawarkan meubilair kepada Sulastri dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasaran. Tawaran itu membuat Sulastri tertarik. “Kebetulan korban ini butuh (furnitur-red) produk yang ditawarkan. Harganya jauh lebih murah dari harga toko,” kata Mustofa, ketua RT setempat, Minggu (5/8).
Kendati barang yang ditawarkan belum diterima, kedua pelaku meminta jaminan lebih dahulu kepada korban berupa uang dan emas. “Alasannya untuk jaminan ke bosnya,” kata Mustofa.
Entah mengapa, Sulastri menuruti permintaan tersebut. Cincin emas miliknya diserahkan kepada pelaku. Seusai menerima emas, Sulastri ditinggalkan pelaku. “Kakaknya melihat emas sudah enggak ada. Langsung nanya ke mana emasnya,” kata Mustofa.
Sulastri tersadar perhiasan emasnya telah berpindah tangan ke tangan pelaku. Beruntung, kedua pelaku belum jauh meninggalkan lokasi. “Belum masuk mobil, kakak korban langsung menahan sales yang perempuan. Dua orang laki-laki yang menunggu mobil, ditahan oleh saudaranya yang lain,” kata Mustofa.
Informasi peristiwa itu segera menyebar ke warga sekitar. Keempat pelaku sempat diinterogasi warga sebelum melaporkan kasus itu ke Polsek Cipocok.
“Saya tunggu-tunggu, enggak ada yang buat laporan. Kemungkinan salah paham saja,” bantah Kanitreskrim Polsek Cipocok Inspektur Polisi Satu (Iptu) Tatang Sutisna.
Keberadaan oknum warga yang mengaku sebagai sales memang marak. Salah satu tokoh pemuda Lingkungan Lebak, Kelurahan Cipocokjaya, Juhri, mengakui bila keberadaan sales meresahkan warga. “Beberapa waktu lalu malah istri saya menjadi korban oknum sales. Diiming-iming dapat kompor gas dan barang elektronik murah, mereka mengambil uang terlebih dahulu, tetapi barangnya tidak kunjung datang,” katanya.
Dia mengimbau agar warga tidak mudah terbujuk dengan rayuan oknum sales. Terlebih, mereka yang memungut uang atau perhiasan terlebih dahulu dari warga, tetapi tidak membawa barang yang dijual. “Kalau modusnya sudah seperti itu (menarik uang atau barang). Hampir dipastikan mereka komplotan penipu,” ujarnya. (Merwanda-Ibnu M/RBG)