SERANG – Menjelang Pilgub Banten 2017, banyak tokoh dan politisi yang mendaftarkan pencalonannya ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Banten. Salah satu faktonya antara lain karena figur ketokohan Joko Widodo di pentas politik dan PDIP.
“PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu nasional dan di Provinsi Banten, serta figur Jokowi (Presiden-red) menjadi magnet. Wajar banyak kandidat bakal calon gubernur yang mendaftar ke PDI Perjuangan. Pasti dia memiliki posisi tawar,” ungkap akademisi Untirta, Gandung Ismanto, kepada radarbanten online, Senin (7/3/2016).
Gandung menjelaskan, kendati PDI Perjuangan memiliki kader Rano Karno, sebagai petahana, tetap melakukan penjaringan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur karena memang ini mekanisme partai yang harus dilalui.
“Saya melihat proses penjaringan ini dilakukan karena memang pilkadanya masih berjalan selama satu tahun, tentu parpol termasuk PDI Perjuangan menguji popularitas dan elektabilitas calon,” kata Gandung.
Gandung menilai, sejarah partai politik dalam perhelatan Pilkada di Banten, seperti terjadi era Pilkada 2005, partai politik dalam menentukan calon yang diusung tidak berdasarkan pendekatan ideologis melainkan berdasarkan hitung-hitungan matematis, yakni melalui uji popularitas dan elektabilitas. “Rano Karno meskipun incumbent, belum tentu diusung PDI Perjuangan dalam pilkada nanti, bila berdasarkan hitung-hitungan matematis peluangnya kecil,” tandasnya.
Sejak dibukanya pendaftaran bakal cagub dan cawagub PDI Perjuangan, beberapa tokoh dan politisi sudah mengambil formulir, di antaranya, Andika Hazrumy (anggota DPR RI Fraksi Golkar), Tubagus Haerul Jaman (Walikota Serang), Mulyadi Jaya Baya (mantan Bupati Lebak), dan Ahmad Taufik Nuriman (mantan Bupati Serang). (Fauzan Dardiri)