“Fita menawarkan personalized program untuk setiap pengguna. Melalui Fita, pengguna dapat mengukur sejumlah aktivitas seperti daily steps, guna mengetahui asupan kalori yang mereka konsumsi, dan menjumpai beragam workout video. Selain itu, pengguna dapat mengakses artikel kesehatan, meal plan, healthy recipe yang sudah dilengkapi dengan video memasak. Kami juga memberikan jaminan bahwa semua konten yang terdedia telah disupervisi oleh certified coach dari Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia dan nutritionist terbaik yang merupakan mitra strategis Fita,” jelas Reynazran.
Memiliki goal untuk dapat menjadi the leading health-tech company yang berfokus dalam menyuguhkan preventive solution agar masyarakat terhindar dari penyakit, inovasi teknologi merupakan key development Fita dalam satu tahun ke depan. “Ke depannya fitur yang ada akan dilengkapi oleh AI technology untuk mencapai tingkat accuracy yang maksimal. Seperti contoh, pengguna bisa mengunggah foto makanan yang ia konsumsi untuk mendapatkan macronutrients,” Reynazran menambahkan.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, Telkomsel menghadirkan Fita dengan visi untuk dapat memberikan solusi kesehatan berbasis health-tech di tengah masyarakat melalui inovasi dan teknologi. Saat ini, diperlukan peran aktif serta kolaborasi dari berbagai pihak untuk bersinergi untuk hadir berdampingan bersama masyarakat Indonesia untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru, terutama di masa pandemi yang penuh tantangan dan masih berlangsung.
“Kami berharap hadirnya Fita akan membantu masyarakat menerapkan hidup sehat melalui ragam konten berkualitas dengan akses solusi berteknologi terkini serta mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih sehat. Kedepannya, sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, Telkomsel terus memperkuat konsistensi dalam menghadirkan lebih banyak peluang kemajuan bagi bangsa melalui solusi layanan berbasis digital yang sesuai dengan prinsip customer-centric di berbagai sektor lintas industri,” ungkapnya.
Kehadiran Fita sendiri didasari oleh fakta yang menyebutkan bahwa sebagai negara berkembang, Indonesia kerap dihadapi oleh berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kardiovaskular, diabetes, dan masyarakat yang masih terpaku pada pola hidup yang tidak sehat. Dilansir dari Riskesdas tahun 2018, lebih dari 63 juta penduduk Indonesia menyandang hipertensi, yang mana penyakit ini menjadi salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit lainnya. Fakta lain mengemukakan, data dari Kementerian Kesehatan edisi Oktober 2020, Satgas Covid-19 menunjukkan bahwa dari 1488 pasien, 34,5 persen merupakan pasien penderita diabetes melitus.