CILEGON – Ketua Fraksi PKS DPRD Cilegon M Tahyar menyesalkan adanya kerusakan gedung Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Cilegon. Kendati baru dua pekan ditempati, menurutnya, pelaksanaan proyek kedua gedung itu diduga sarat dengan persoalan. “Bagaimana mungkin, dua gedung yang sudah menghabiskan anggaran Rp14 miliar tapi dikerjakan secara asal-asalan. Saya rasa, hanya orang bodoh yang tidak mampu memanfaatkan anggaran tersebut,” ujarnya, Jumat (20/6/2014).
Diberitakan sebelumnya, kondisi kedua gedung itu saat ini sudah mengalami sejumlah kerusakan seperti plafon di beberapa ruang yang ambrol. Bahkan dari luar gedung juga dapat terlihat jelas adanya retakan pada tembok kedua gedung tersebut. “Inilah yang menjadi alasan kami juga, mengapa Pansus LKPj (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban-red) pada waktu itu perlu melakukan uji petik untuk melihat kondisi di lapangan,” jelas mantan Wakil Ketua Pansus LKPj Walikota Cilegon tahun 2013 ini.
Menurut Tahyar, upaya uji petik yang seharusnya dilakukan itu untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan bekerja bagi aparatur yang akan menempati kedua gedung tersebut. Sayangnya, usulan uji petik itu mendapatkan penolakan dari salah satu fraksi dan juga anggota pansus lain. “Nah sekarang semua sudah terjawab. Kenapa dan ada apa dengan orang-orang yang menolak uji petik saat itu,” ungkap Tahyar.
Pada bagian lain, salah seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Cilegon yang enggan disebutkan identitasnya menerangkan, saat ini kedua bangunan itu sudah tidak lagi dalam masa pemeliharaan oleh pelaksana proyek. “Masa pemeliharaannya sudah selesai. Kalau ada kerusakan itu menjadi tanggung jawab SKPD yang menepati,” jelas sumber tersebut. (Devi Krisna)