CILEGON – Salah satu faktor penyebab kelangkaan gas Elpiji 3 kilogram di Kota Cilegon adalah penyaluran yang tidak tepat sasaran. Demikian dikatakan Kabid Perdagangan dan Pembinaan Pasar pada Disperindagkop Kota Cilegon, Muhammad Satiri kepada sejumlah wartawan saat ditemui di sosialisasi pembinaan pasar rakyat yang berlangsung di aula kantor UPTD Pasar Kranggot Cilegon, Jumat (21/10).
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina, dan agen-agen pangkalan, hasilnya di bulan Oktober ini gas Elpiji 3 kilogram sudah dibanjiri. Hanya saja gas bersubsidi yang merupakan kebutuhan yang seharusnya masyarakat RTS (Rumah Tangga Sasaran / warga tidak mampu) tapi kenyataannya yang beli bukan warga dari RTS,” ujar Satiri.
Di Kota Cilegon sendiri, sambung Satiri, sudah terdapat sekitar 160 pangkalan gas Elpiji 3 kilogram. “Sekarang saya imbau kepada masyarakat kalau mau nyari dan beli gas Elpiji langsung saja datang kepangkalan, harganya Rp15.500. Pasti ada, kalau di pengecer ya mungkin saja tidak ada,” katanya.
Diungkapkan Satiri penyaluran gas Elpiji 3 kilogram di Kota Cilegon pada tahun 2016 ini sudah mencapai 80 persen. “Rekap keseluruhan sudah hampir 80 persen dari target satu tahun. Berdasarkan laporan sudah 3 juta (tabung Elpiji 3 kilogram) lebih, keseluruhan tahun ini,” ucapnya.
Kedepan, tegas Satiri, pihaknya akan melakukan pengetatan kepada warga Cilegon dalam hal pembelian gas Elpiji 3 kilogram subsidi pemerintah ini. “Mekanisme pengetatannya dengan menggunakan kartu RTS. Agar tepat sasaran, yang tidak punya kartu RTS tidak boleh membeli gas Elpiji bersubsidi. Ini lagi dirancang, walau merupakan program pusat. Tapi akan kita dahului,” tuturnya. (Riko)