BANDUNG – Tulisan “hanya untuk masyarakat miskin” yang tertera pada tabung gas melon menuai protes. Tulisan tersebut dinilai telah melecehkan kaum miskin.
Ketua Umum Ormas Terima Rorongsokan Istimewa (Terorist) Jabar Tatan Sopian memprotes keras tulisan tersbut. Seharusnya, kata dia, jangan dituliskan hanya untuk masyarakat miskin. Sebab, kaum miskin yang dimaksud itu juga harus membeli gas melon kepada agen dan bukan meminta.
“Sementara menurut UUD 45 pasal 33 ayat 3, yang berbunyi, bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” kata Tatan kepada Radar Bandung, Minggu (6/11) seperti dilansir JawaPos.com.
Tatan memohon kepada aparat pemerintah segera menghapus tulisan pada gas melon tersebut. “Sebab ini sebuah penghinaan. Selain harus membeli, ternyata kaum miskin juga harus menelan pil pahit dengan banyaknya kasus gas melon yang dicampur air,” tambahnya.
“Sangat jelas tulisan itu merupakan bentuk pelecehan terhadap bangsa Indonesia. Sebab, banyak kaum kaya yang membeli gas melon untuk perusahaan seperti pabrik tahu dan rumah makan,” sambung Tatan.
Seharunya, tambah dia, jangan ditulis untuk masyarakat miskin namun ditulis untuk bangsa Indonesia sebab kaum kaya dan kaum miskin sama memakainya. Bahkan kebanyakan kaum kaya yang memakai gas melon bukan orang miskin.
“Sudah tahu miskin namun tolong jangan dibilang miskin karena Tuhan saja tidak pernah mengatakan kepada umat yang diciptakakannya miskin hanya mengataan umatnya mempunyai akal yang cerdas. Tolong kepada pemerintah agar tulisan ini dihapus,” ujar Tatan.
Dia berharap pihak DPR, presiden, gubernur, bupati, walikota termasuk aparat kepolisian segera mengkaji ulang tulisannya karena ini sangat menyedihkan bagi kaum marjinal. “Sudah jatuh tertimpa tangga,” ujar Tatan. (azm/yuz/JPG)