SERANG – Belum pulih akibat tsunami Desember tahun lalu, bisnis perhotelan di kawasan Selat Sunda kembali kena cobaan dari dampak gempa Jumat (2/8) malam. Hunian hotel di kawasan Anyar dan Cinangka Kabupaten Serang langsung drop. Bahkan, saat malam kejadian sejumlah tamu yang menginap di beberapa hotel memilih check out lebih awal.
“Saat kejadian Jumat malam, tamu di sebagian hotel pada check out dan Sabtu malam tamu di sebagian hotel batal datang,” ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Agus Zaenal kepada Radar Banten, Senin (5/8).
Ia mengatakan, tamu yang memilih check out lebih awal dan batal datang karena masih ada ketakutan. Namun, mudah-mudan kondisi itu tidak berlarut-larut lagi. “Bisa segera pulih kembali dan ramai,” katanya
Kondisi serupa dikatakan General Manager Aston Anyer Beach Hotel Doddy Faturahman. Pascagempa, tingkat hunian terpengaruh. Saat malam kejadian ada sekira 15 tamu yang memilih pulang lebih awal dari 70 kamar yang terisi.
“Sementara tamu yang masih ada langsung di kumpulkan ruang meeting di lantai enam,” katanya.
Untuk malam Minggu, lanjut dia, banyak tamu yang membatalkan datang dan menjadwalkan ulang untuk kedatangannya karena kejadian gempa menjelang weekend. Biasanya weekend bisa mencapai 100 persen, tapi weekend yang lalu setelah gempa hanya 60 persen. “Sudah bayar, seperti biasa dikarenakan berhubungan dengan rasa aman, jadi kami memfasilitasi tamu yang ingin refund,” katanya.
Ia menambahkan, untuk malam Senin ada tamu perusahaan yang menginap sekira 40 kamar dan ada juga hotel yang fokus untuk memfasilitasi para karyawan yang rumahnya terdampak pemadaman listrik.
Ia optimistis kejadian gempa itu merupakan riak kecil dalam usaha perhotelan yang dampaknya tidak akan seperti kejadian tsunami Desember 2018. “Semoga Anyar tetap menjadi pilihan wisata pantai terbaik di daerah Banten,” katanya.
General Manager The Jayakarta Resort Anyer Abdul Ghafur mengatakan, pada malam sesaat gempa tingkat hunian Jayakarta mencapai 86 persen. Tetapi setelah gempa, semua tamu check out karena khawatir terjadi tsunami. “Hari Sabtu harusnya 100 persen, banyak tamu yang cancel sehingga hanya terisi 45 persen saja,” katanya.
Ia mengungkapkan, kawasan wisata Anyar belum pulih sepenuhnya dari dampak tsunami pada 22 Desember 2018. Kini disusul gempa Pandeglang menambah recovery yang berkepanjangan karena ada beberapa kunjungan grup yang membatalkan.
“Semoga ke depannya Pemprov Banten bisa mengadakan kegiatan di hotel dan membuat event yang attraction agar dunia luar yakin Anyar aman untuk dikunjungi,” katanya. (skn/aas/ira)