Tak sedikit benda tajam yang dijadikan sebagai khas daerah. Seperti halnya golok Baros yang menjadi khas wilayah Kecamatan Baros. Benda yang sering digunakan masyarakat dalam aktivitas tertentu dan pajangan karena bernilai seni itu, pemasarannya tembus hingga mancanegara.
ABDUL ROZAK – SERANG
Sabtu (13/10) sore, ribuan warga memadati acara pasar rakyat dan pameran usaha mikro kecil menengah (UMKM) di lapangan Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal, tak jauh dari lokasi Bendung Pamarayan. Di pameran, sejumlah pengunjung melihat-lihat produk unggulan di stand yang didirikan OPD, kecamatan, maupun masyarakat. Yang dipamerkan di stand pameran rata-rata produk-produk UMKM, mulai dari olahan makanan hingga kerajinan tangan seperti tas, sepatu, gerabah, dan produk cenderamata lainnya.
Salah satu stand yang memamerkan produk golok cukup menarik perhatian wartawan. Berbagai jenis golok dan seni pahat pada tutup dan gagang golok menarik dipamerkan di stand milik Pemerintah Kecamatan Baros. Tampak Camat Baros Jazuli Mukri kebetulan berada di stand, selain perajin golok dan staf kecamatan. Radar Banten berkesempatan berbincang-bincang dengan perajin golok yang duduk di stand.
Namanya Abdul Latif, perajin Golok Baros dari Desa Sukamenak, Kecamatan Baros. Latif mengaku, sudah menekuni produksi alat potong itu selama bertahun-tahun di kediamannya. Banyak varian golok yang ditawarkan Latif, mulai dari bentuk memanjang layaknya pedang, melebar bak kampak, sampai golok berbentuk keris dengan seni pahat yang beragam. Pada gagang golok juga dibuat menarik, ukiran pada gagang ada yang menyerupai harimau dan bentuk unik lainnya.
Harga golok ditawarkan Latif beragam, mulai dari Rp50 ribu sampai Rp200 ribu, sesuai jenis dan ukurannya. Golok yang diproduksi Latif bukan seperti golok khas Ciomas yang mengandung banyak kekuatan mistis, melainkan seperti golok pada umumnya untuk digunakan sehari-hari atau sekadar pajangan.
Dalam satu hari, Latif mengaku mampu memproduksi hingga enam golok. Bahan dasar pembuatan, yakni dari baja dan kayu berkualitas. Untuk pemasarannya, golok Baros lebih banyak dipasarkan di wilayah lokal. Sesekali Latif mengikuti event pameran.
“Tapi, golok Baros ini juga dipasarkan ke Jakarta sampai negara Brunei Darussalam melalui pemborong,” terangnya.
Senada disampaikan Camat Baros Jajuli Mukri. Golok Baros yang menjadi produk unggulan dan khas Kecamatan Baros itu sudah dipasarkan ke berbagai daerah hingga mancanegara. Selain ekonomis, produknya juga berkualitas dan bernilai artistik. “Benar, golok Baros ini sudah tembus pasar di Brunei,” ucapnya. (*)