SERANG – Lapangan Kawasan Pusat Pemerintahan Pemprov Banten (KP3B) di Curug, Kota Serang, Minggu (25/9), ini riuh oleh kicau ratusan burung milik pecinta burung dari berbagai daerah.
“Ini acara akbar pecinta burung dari berbagai daerah, seperti Solo, Purwakerto, Lampung, Bandung, dan Medan. Jabodetabek sudah pasti. Sampai saat ini peserta yang mendaftar sudah mencapai 2.200 orang,” kata Cris Murdok, Ketua Umum Murdock Bird Style (MBS) Banten, pada perlombaan Burung Berkicau dan Pameran Burung ‘Piala Gubernur Banten’ Tahun 2016 yang digelar sebagai rangkaian HUT ke-16 Provinsi Banten, Minggu (25/9).
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Banten Rano Karno, Sekretaris Banten Ranta Soeharta, dan Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan (Asda II) Pemprov Banten Eneng Nurcahyati.
Menurut Cris, kegiatan semacam ini tidak hanya melestarikan satwa burung, juga memiliki daya ungkit ekonomi. Logikanya, kata Cris, ketika permintaan burung semakin besar, akan berdampak pada kebutuhan pelengkap, seperti sangkar, pakan, dan lain-lain. Tahun ini kali pertama perlombaan kicau burung Piala Gubernur diselenggarakan. “Kita ingin mengajak kicau mania Banten untuk mengetahui burung berkualitas,” jelas Cris.
Gubernur Banten Rano Karno berharap lomba burung kicau mampu menciptakan suasana persaudaraan dan kebersamaan antar-para kicau mania. Selain mempererat tali silaturahmi para kicau mania, lomba ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan satwa burung yang terancam punah.
“Kita perlukan upaya dan langkah terobosan dalam pengembangan dan pelestarian satwa dengan menambah volume perlombaan burung berkicau setiap tahunnya. Kita jadwalkan secara rutin setiap tahunnya,” ungkap Rano.
Menurut Rano, pengembangan burung eksesnya sangat luar biasa pada masyarakat. Sebab mampu menopang perputaran roda ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian bagi rakyat kecil. Melalui kegiatan usaha kecil seperti usaha pembuatan sangkar burung, aksesoris sangkar burung dan makanan burung.
“Apabila di masa mendatang telah dikelola dengan lebih profesional, bukan tidak mungkin dapat berkontribusi pada sektor pendapatan daerah melalui dunia pariwisata baik dari manca negara maupun dari dalam negeri sendiri, meski saat ini sifatnya masih domestik,” paparnya. (Ade F)