SERANG – Pemerintah pusat mengalokasikan 12 proyek nasional dibangun di Provinsi Banten. Gubernur Rano Karno berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek tersebut.
Berdasarkan data Bappeda Banten, progres pembangunan proyek yang diperkuat Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Strategis Nasional, baru Tol Serang-Panimbang dan KEK Tanjung Lesung yang mulai memperlihatkan laporan yang positif.
Pembangunan Tol Serang-Panimbang sebagai pembuka akses menuju Banten Selatan dan menunjang KEK wisata sudah diselesaikan review studi kelayakan, dan masih dalam proses pengajuan penandatanganan izin lingkungan ke BKPMPT. Saat ini sedang proses pembebasan lahan menuju tahap konstruksi.
Pembahasan lahan Tol Serang Kunciran-Serpong yang membentang di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan ditargetkan selesai akhir 2016. Saat ini pembebasan lahan mencapai 65 persen atau 718 bidang tanah dari total 1.500 bidang tanah. Sementara, Tol Serpong-Cinere baru selesai 32 persen. Lahan yang terbebaskan baru 718 bidang tanah dari 1.500 bidang tanah. Lalu, Tol Serpong-Balaraja mencapai 80 persen. Saat ini dalam tahap finalisasi rencana teknik dan semester pertama 2017 rencana pembangunan awal akan dimulai.
Untuk pembangunan Bandara Selatan, Gubernur Rano Karno telah menyampaikan kepada Menteri Perhubungan melalui surat Nomor 550/5936-DHKI/2015 tanggal 21 Desember 2015 mengenai permintaan perpanjangan penetapan lokasi dan pembiayaan pembangunan. Namun, belum ada respons dari Menteri Perhubungan.
Sementara itu, Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang diproyeksikan sebagai penggerak ekonomi di wilayah Banten Selatan sebagai daerah pengembangan ekonomi. Berdiri di atas lahan 1.500 hektare, baru rampung 80 persen.
Proyek itu dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian. Peruntukannya untuk menarik investasi, pengembangan infastruktur, penyerapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Berdasarkan data Bappeda Banten, nilai investasi pengembangan KEK Tanjung Lesung mencapai Rp4,2 triliun dan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp53,28 triliun hingga 2025. Sementara, penyerapan tenaga kerja diproyeksikan 2000 orang. “Penyerapan tenaga kerja sampai 2014 sudah 500-an orang dengan 90 persen penduduk setempat,” kata Hudaya Latuconsina, Kepala Bappeda Banten.
Gubernur Rano Karno sebelumnya mengaku sudah mewanti-wanti agar 12 proyek strategis nasional dikawal oleh semua pihak terutama Sekda Banten Ranta Suharta, mengingat jabatan Rano berakhir 11 Januari 2017.
Sekda Banten Ranta Suharta membenarkan, ditugaskan untuk mengawal sejumlah program Pemprov Banten oleh Rano sebelum Gubernur sibuk dengan pencalonannya pada pilgub dan mengambil cuti. “Yang paling utama, mengawal pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang, pembangunan kota baru Maja, pembangunan Waduk Karian dan Waduk Sindangheula serta program pengentasan kemiskinan,” kata Ranta kepada Radar Banten, kemarin.
Ranta menegaskan, pengerjaan 12 proyek nasional di Provinsi Banten sebagiannya dikerjakan tahun ini. “Saat ini proses pembebasan lahan Tol Serang-Panimbang sudah berjalan, itu dilakukan menyusul telah ditetapkan lokasi pembangunan tol,” jelasnya.
Untuk Tol Serang-Panimbang, pemerintah menargetkan selesai pada 2018. Kepastian itu diperoleh setelah Pemprov Banten menetapkan lokasi pembangunan Tol Serang-Panimbang di Pendopo Gubernur akhir Juni lalu.
Penetapan lokasi Tol Serang-Panimbang oleh Pemprov disaksikan langsung oleh perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan (Kemenparbud), Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas dan ditandatangani oleh Pemkot Serang, Pemkab Serang, Pemkab Lebak, dan Pemkab Pandeglang.
“Insya Allah, target itu tercapai, bupati walikota yang daerahnya dilewati Tol Serang-Panimbang sudah berkomitmen membantu proses pembebasan lahannya,” sambung Ranta.
Gubernur Rano Karno mengatakan, ke-12 proyek strategis nasional di Provinsi Banten menjadi roh awal percepatan pembangunan. “Saya yakin kepala daerah yang terlewati pembangunan tol bisa membantu proses pembebasan lahan. Saya juga mohon kepada perangkat desa dan masyarakat dapat membantu proses ini maka dari itu saya minta semuanya bersinergi,” jelasnya.
Rano menjelaskan, sebelum lokasi pembangunan tol ditetapkan, Pemprov telah melakukan berbagai persiapan. Diawali dengan kegiatan pemberitahuan kepada masyarakat, pendataan awal, dan konsultasi publik yang dilengkapi dengan berita acara yang ditandatangani oleh pemegang hak, camat, kepala desa, lurah, dan tim persiapan. “Ada empat wilayah yang akan dilewati, yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang, Lebak, dan Pandeglang dengan perincian 14 kecamatan, 48 desa kelurahan,” ungkapnya.
Rano menambahkan, masa jabatannya sebagai gubernur habis pada 11 Januari 2017. Siapa pun gubernur terpilih pada Pilgub 2017 harus mengawal dan melanjutkan pembangunan ke-12 proyek strategis nasional. “Kapan lagi Banten mau bangkit dan maju, inilah saatnya. Siapa pun gubernurnya nanti. Program ini harus terwujud dan didukung semua pihak,” ungkap Rano.
Menanggapi ke-12 program strategis nasional, tokoh pendiri Provinsi Banten pernah mengingatkan Pemprov Banten agar melakukan pembangunan yang seimbang antara fisik dan mental. Para tokoh mendorong agar konsep pembangunan Banten menganut konsep yang berimbang antara pembangunan fisik dan kemajuan pembangunan mental spiritual dalam masyarakatnya. “Kami minta Pak Gubernur memprioritaskan dunia pendidikan. Sebab, pembangunan yang tidak ditopang pendidikan yang baik akan membuat masyarakatnya tidak siap mengisi pembangunan sehingga masyarakat siap menyambut 12 proyek strategis nasional,” kata Muhtar Mandala, salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten.
Dikatakan Muhtar, tugas utama pemerintah adalah melakukan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, baik itu pembangunan fisik maupun mental spiritual. Kuncinya dengan memajukan dunia pendidikan. “Kami minta Pak Gubernur mendorong kemajuan pendidikan, terutama pembangunan lembaga pendidikan Islam. Madrasah dan pesantren harus diperbanyak agar masyarakat tidak tercabut dari akar sejarah dan budaya keislamannya,” ungkapnya.
Muhtar melanjutkan, memasuki usia ke-16, perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Banten masih jauh dari ideal. Namun, bukan berarti tidak ada kemajuan. Kebudayaan di Banten dalam lima tahun terakhir sudah bisa sejajar dengan daerah lain. Terbukti dengan banyaknya penulis dan cendekiawan muda.
Banten, lanjutnya, pernah memiliki penulis ternama yang karyanya mendunia, yakni Syekh Nawawi Albantani. Meskipun saat ini tidak mungkin ada yang mampu mengungguli ketenaran Nawawi Albantani dengan hasil karyanya yang mendunia, setidaknya sudah ada kemauan dari generasi muda saat ini untuk menulis buku sehingga hal itu menunjukkan bahwa pendidikan semakin maju. Tapi, pendidikan yang berkembang hanya yang umum. Sementara, pendidikan agama masih kurang dan perlu terus ditingkatkan oleh Pemprov Banten. (Supriyono-Deni S/Radar Banten)
