PULOMERAK – Sebanyak 19.900 ton beras impor asal Thailand kembali berlabuh di Pelabuhan Indah Kiat, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, pada Selasa (3/4) sekira pukul 23.00 WIB. Beras yang diangkut dengan kapal Fortune Era itu diklaim akan digunakan sebagai stok kebutuhan nasional.
Fungsional Karantina Tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Klas II Cilegon Budi Suherman mengaku sudah melakukan pemeriksaan, baik dokumen maupun fisik terhadap beras tersebut. Beras milik Bulog itu kini sedang dilakukan uji laboratorium. “Sampelnya bawa ke laboratorium. Sementara, kita periksa, beras itu kita segel di gudang di Cikande,” ujar Budi saat ditemui di kantornya, di Jalan Cikuasa Atas, Rabu (4/4).
Sebelum melakukan uji laboratorium, menurut Budi, pihaknya pun telah memeriksa kapal serta beras itu untuk memastikan terbebas dari hama kumbang kapra. Hasilnya, hama tersebut tidak ditemukan. Kumbang itu menjadi target pemeriksaan karena dinilai berbahaya.
Dijelaskan Budi, kumbang kapra merupakan hewan pemakan biji-bijian seperti padi, jagung, dan lainnya. Hewan itu bisa merusak barang yang masih berada di pohon atau pun sudah dikemas.
Selain itu, hama yang ditakuti oleh negara-negara di Asia itu bisa bertahan lama. “Bahayanya, kumbang itu kalau diam saja di dalam kapal bisa bertahan selama tahunan. Rakus, dalam tempo singkat bisa cepat habis itu barang. Makanya, kita cegah hewan itu,” tuturnya.
Menurut Budi, pihaknya akan melepaskan beras itu untuk didistribusikan oleh Bulog setelah hasil uji laboratorium keluar. “Selama berada di gudang, pihaknya akan menjaga ketat beras-beras itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre Tangerang Junaedi saat dikonfirmasi membenarkan bahwa beras tersebut merupakan milik Bulog. Nantinya, kata dia, beras itu menjadi stok nasional. “Sebelum dibawa oleh Bulog pusat, beras-beras itu disimpan di gudang milik Subdivre Tangerang di Cikande. Di Cikande hanya transit saja,” katanya.
Dijelaskan Junaedi, dengan pengiriman ini, sudah tiga kali beras impor masuk melalui Banten. Total selama tiga kali itu sebanyak 54 ribu ton beras. Ia mengaku tidak mengetahui sampai berapa banyak beras impor bakal masuk. “Kami hanya mengikuti instruksi dari pusat ketika akan ada beras masuk,” pungkasnya.
Pantauan Radar Banten di Pelabuhan Indah Kiat, Rabu (4/4). Sejumlah petugas sedang menurunkan karungan beras itu dari dalam kapal ke truk-truk pengangkut beras. Rencananya, beras itu dibawa ke gudang di Cikande, Kabupaten Serang.
Sebelumnya pada pada 12 Februari 2018, pemerintah sudah mengimpor beras sebanyak 6.000 ton asal Vietnam. Tak berselang lama tepatnya pada 23 Februari 2018, beras impor asal Vietnam kembali masuk sebanyak 3.000 ton. (Bayu Mulyana/RBG)