SERANG – Setelah dihebohkan dengan beredarnya harga makanan yang mencapai jutaan rupiah di Anyer, kawasan wisata di Kabupaten Serang tersebut kembail menjadi perbincangan setelah beredar biaya masuk salah satu kawasan pantai tersebut yang mencapai Rp 700 ribu untuk satu bus ukuran besar.
Hal tersebut pun membuat Kepala Disparpora Kabupaten Serang Hulaeli Asyikin angkat bicara. Melalui sambungan telepon, Hulaeli mengaku sudah mendengar informasi tersebut. Dirinya menilai hal tersebut mencoreng nama pariwisata di Kabupaten Serang dan akan menimbulkan kerugian.
“Benar, saya pun sudah mendengar itu, kalau seperti itu bisa kapok orang-orang datang kesini, sudah banyak saingan, bayar masuk mahal, ngopi mahal, ngeteh mahal,” ujarnya saat dikonfirmasi Radar Banten Online, Minggu (13/11).
Hulaeli melanjutkan, pihaknya sendiri sudah sering melakukan sosialisasi kepada pengusaha pariwisata yang ada di kawasan tersebut untuk menerapkan tarif yang sewajarnya, karena, bagaimanapun menurutnya, pantai merupakan miliki negara, dengan seperti itu otomatis menjadi milik masyarakat.
“Soal biaya, sebenarnya itu kewenanga Dispenda (Dinas Pendapatan Kabupaten Serang), sejauh ini belum ada Perda yang mengatur tarif tersebut, makanya harganya berpariasi, seharusnya ada Perda tentang itu, agar seragam dan bisa terkontrol oleh pemerintah,” ujarnya.
Hulaeli pun megaku berkoordinasi dengan piha Dispenda, namun sejauh ini dirinya belum melihat upaya usulan Perda tersebut. Perda yang megnatur tarif menurut Hulaeli harus ada, selain untuk mengatur besaran tarif, juga untuk memperjelas aliran dana tersebut kemana.
“Sekarang saya tidak tahu aliran uangnya kemana, kalau pun masuk ke pemerintah daerah itu bisa jadi temuan BPK, karena belum ada Perdanya. Uang yang dihasilkan dari pariwisata itu kan sebagai pemasukan daerah, maka harus ada Perda yang mengaturnya,” pungkasnya.
Persoalan tarif masuk yang hampir mencapai Rp 1 juta tersebut, Hulaeli mengaku sangat menyesali hal tersebut terjadi, karena bisa sangat mempengaruhi kunjungan wisata. “Tugas kita (Diparpora) kan hanya mempromosikan wisata-wisata, kalau gitu rugi dong, orang yang datang bisa gak mau kembali lagi,” katanya.
Informasi harga masuk yang fantastis besar tersebut diketahui menyebar di media sosial facebook. Salah satu yang menyebarkan adalah akun Eggi Ramadhan. “Rada kaget kami heh Harga Parkir Bus di Anyer Rp. 700,000,” tulis Eggi di statusnya yang kemudian mendapatkan banyak komentar.
Dalam postingan selanjutnya, Eggi meng-upload karcis tanda masuk dengan tarif Rp. 700.000 yang terpampang jelas. (Bayu)