JAKARTA – Nama sepeda motor Honda sebagai merek terbaik kepercayaan masyarakat Indonesia semakin kuat seiring diterimanya dua Penghargaan Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2016 di Hotel Shangri-la, Jakarta (16/9). Pencapaian ini merupakan salah satu hasil komitmen PT Astra Honda Motor (AHM) untuk selalu menemani masyarakat dalam beraktivitas dengan produk dan layanan yang berkualitas.
Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Survei Mars dan Majalah SWA, Honda Supra berhasil meraih predikat Indonesia Golden Brand pada kategori Non-Matic Motorcycle. Predikat empat kali berturut-turut semakin memperkokoh predikat Honda Supra sebagai Rajanya motor bebek di Indonesia. Sementara itu, Honda BeAT juga semakin menguat dengan memenangkan hati di kalangan pecinta skutik setelah meraih predikat Best Brand di kategori Matic Motorcycle.
GM Marketing Planning & Analysis Division AHM Agustinus Indraputra mengatakan, kepercayaan masyarakat tersebut merupakan hasil dari komitmen dan konsistensi perusahaan dalam mengimplementasikan semangat Satu Hati dengan memberikan produk dan teknologi terbaik untuk menemani masyarakat beraktivitas dalam mencapai mimpi.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan konsumen dalam memilih sepeda motor Honda. Hasil ini lebih memotivasi kami untuk terus memberikan produk, teknologi, dan layanan terbaik dalam menemani masyarakat mulai dari sebelum berkendara hingga tiba di tempat tujuan dalam beraktivitas meraih mimpi,” ungkapnya.
Survei IBB 2016 dilakukan dengan mengacu pada beberapa variable penilaian meliputi Brand Awarenes (popularitas merek), Ad Awarenes (popularitas iklan), Brand Value (tingkat kualitas merek), Safisfaction dan Loyalty Indek (tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan), Market Share (pangsa pasar), dan Gain Indek (potensi pertumbuhan merek dimasa yang akan datang).
Survei dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2016 di tujuh kota besar di tanah air yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar dan Banjarmasin dengan melibatkan 2.637 responden personal dan 2.635 responden rumah tangga berusia 25-50 tahun dengan kelas sosial ekonomi (SES) ABCDE, dan kriteria responden personal berusia 15-55 tahun dengan SES ABCDE. (*Honda/Farid W)