SERANG – Kerusakan jalur Lingkar Selatan, Ciracas, Kota Serang, dari hari ke hari semakin parah. Di beberapa titik, lubang makin menganga besar yang membahayakan pengendara.
Pantauan Radar Banten, setidaknya ada tujuh titik yang kerusakannya sangat parah. Lubang menganga besar dan semakin dalam. Beberapa kali kerusakan di jalur ini memang sempat diperbaiki dengan cara tambal sulam. Ditambal dengan batu kali dan kerikil. Namun, tidak berapa lama, jalan kembali rusak.
Akibat jalan yang terkesan dibiarkan rusak ini, laju kendaraan melambat dan menimbulkan kemacetan panjang. Pada pagi hari, para pengendara yang berasal dari daerah Brimob mulai terjebak macet di depan Graha Pena Radar Banten sampai jembatan Citraland karena jalan rusak. Dengan panjang ruas jalan satu kilometer itu, ada tiga titik jalan yang rusak, yakni depan Bakoel Iga, perempatan Cikulur, dan dekat SDIT Khalifah.
Usai SDIT Khalifah, para pengendara kembali menemukan jalan rusak di jembatan Citraland. Kemacetan pun terjadi sampai traffic light (lampu lalu lintas) perempatan Ciracas. Tak hanya di situ, jalan berlubang juga ditemukan di dekat SPBU Ciracas.
Warga bernama Wasiah mengatakan, setiap hari mengantar anak sekolah selalu terjebak macet di jalur ini. “Macetnya panjang banget,” ujar warga yang tinggal di sekitar Mako Brimobda Banten, Kepandean, Kota Serang ini.
Ia mengatakan, selain perempatan Cikulur yang menyebabkan kemacetan lantaran para pengendara tidak mau saling mengalah, jalan rusak juga menjadi faktor utama lainnya. “Kalau jalan mulus saya yakin enggak akan sepanjang ini macetnya. Ini kan rusak, mobil yang melintas terpaksa melambat, jadinya macet,” tuturnya.
Rusaknya jalan itu tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga membahayakan. Agus, tukang ojek pangkalan di perempatan Cikulur, mengatakan bahwa sudah beberapa kali melihat pengendara sepeda motor yang jatuh di perempatan tersebut. “Apalagi kalau malam, kan gelap. Biasanya yang jarang lewat sini yang tidak tahu ada jalan rusak, pas ngebut tahunya ada lubang,” ungkapnya.
Tak hanya sepeda motor, ada juga mobil mentok karena terkena lubang. Apalagi, ada bagian sisi jalan yang aspal yang meninggi. Agus berharap ada petugas yang berjaga di perempatan Cikulur itu. Selain itu, ia juga berharap jalan yang rusak itu diperbaiki. “Tapi, perbaikannya yang benar. Di sini bukan sekali dua kali diperbaiki, tapi rusak lagi rusak lagi. Ini sampai mobilnya ditaruh di situ,” ujarnya seraya menunjuk mobil buldoser yang digunakan untuk meratakan jalan.
TRUK OVERTONASE
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PPN 1 Banten pada Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Banten I Rozatul Farid membenarkan bahwa kondisi jalan di Lingkar Selatan, Ciracas, Kota Serang, dalam kondisi rusak. Penyebab utamanya truk overtonase yang mengangkut bahan material proyek di Bendung Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. “Kita terus melakukan pacing (perbaikan-red), tapi setelah dua hari rusak lagi. Memang kendaraan overtonase dari proyek Sindangheula yang melintas membuat jalan hasil perbaikan cepat rusak,” katanya kepada Radar Banten, kemarin.
Kata dia, jalan yang menjadi kewenangan PPN I Banten, yaitu Jalan Cikande-Serang sepanjang 25,6 kilometer. Dari total tersebut, lima hingga delapan persen dalam kondisi rusak termasuk jalur Lingkar Selatan, Ciracas. “Lima sampai delapan persen kondisinya rusak, sedangkan sisanya kondisi baik. Kerusakan jalan disebabkan drainase yang rusak,” tambah Farid.
Untuk mengantisipasi truk overtonase, Farid mengaku, pernah melakukan diskusi dengan pelaksana teknis proyek Sindangheula termasuk dengan pihak kontraktornya. “Sudah diskusi. Namun, namanya manusia ya ada saja sopir yang melintas ke arah sana,” paparnya.
Kendati demikian, pihaknya terus melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan rusak dengan menggunakan dana rutin transisi agar jalan tetap berfungsi. Ia mengaku, jika kendaraan overtonase tidak melintas selama dua minggu saja, kondisi jalan tidak seperti saat ini.
Dihubungi terpisah, PPK Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada proyek Bendung Sindangheula Yudi mengaku belum mengetahui terkait banyak kendaraan pengangkut material proyek yang berasal dari Bojonegara melintas di jalan tersebut. “Saya belum tahu. Yang jelas kita meminta kontraktor untuk membawa material di jalan sesuai dengan kelasnya,” kata Yudi.
“Kan bisa saja jalan tersebut rusak bukan semata-mata oleh truk pengangkut material. Bisa truk lain. Atau memang kondisi seperti drainasenya tidak berfungsi,” tambah Yudi.
Ia mengaku, membuka diri untuk menerima masukan termasuk gambar kendaraan yang melintas untuk dijadikan alat bukti. “Kalau memang menyalahi, kita akan tegur kontraktornya. Apalagi kalau memang sampai mengganggu kepentingan masyarakat sekitar,” tandasnya. (Rostinah-Fauzan D/RBG)