SERANG – Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi di bulan September 2016 cukup terkendali. Inflasi sebesar 0,34 persen dinilai masih lebih baik di banding Agustus yang mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.
Penyebab naiknya inflasi pada September lalu karena naiknya kebutuhan bahan pangan, biaya pendidikan, rekreasi dan olahraga. Namun beberapa komoditi terbesar penyumbang inflasi masih diduduki oleh komoditi bahan pangan yang meliputi daging ayam ras, cabai merah. Selain pada komoditi bahan pangan beberapa penyumbang inflasi juga terdapat pada biaya sekolah dasar, perguruan tinggi dan tarif pengusaha ponsel.
Kepala Kantor Perwakilan Cabang Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan mengatakan, inflasi September lalu didominasi biaya pendidikan, namun untuk perkiraan inflasi di bulan Oktober akan mengalami penurunan dibanding September.
“Kami menduga pertumbuhan inflasi untuk bulan Oktober ini akan lebih rendah dari pada bulan September karena penyebab inflasinya berbeda,” kata Budi di ruang kerjanya, Rabu (19/10).
Pertumbuhan inflasi di bulan Oktober, lanjutnya, akan lebih dipengaruhi oleh kenaikan tarif listrik, tarif tol, dan cukai rokok. “Diperkirakan di bulan Oktober ini akan didominasi komponen administrasi price. Kalau tarif tol tidak terlalu berpengaruh untuk Provinsi Banten,” ujarnya.
Dengan kenaikan harga cabai merah yang saat ini meroket, diperkirakan juga berdampak pada inflasi di Oktober. “Dengan naiknya harga cabai merah yang menurut survey kami sampai diharga Rp 60ribu per kilogram, dapat mempengaruhi kenaikan inflasi ke seluruhan di Banten,” ungkapnya.(Wirda)