SAH-sah saja merasa hidup lebih indah dengan kehadiran seseorang yang manis. Namun, khusus untuk konsumsi makanan dan minuman, sebaiknya hindari si pembuat manis alias gula. Butiran kristal putih itu ternyata memiliki dampak buruk untuk kesehatan.
Gula ternyata memicu produksi hormon opioid dan dopamine. Dua hormon itu membuat orang merasa senang. Mood jadi membaik. Tanpa disadari, kecanduan pun muncul. Namun, gula baik sukrosa maupun glukosa mudah diserap tubuh untuk bahan bakar sehingga cepat habis. Perut dengan cepat menjadi kosong lagi.
Kadar gula yang tinggi dalam darah akan merangsang produksi insulin yang bertugas mengembalikan kadar ke level normal. Proses itu membutuhkan tenaga besar. Tubuh jadi mudah lelah. Rasa kantuk lebih cepat datang.
Mengonsumsi gula terlalu banyak akan menyebabkan sejumlah gangguan yang dikenal sebagai sindrom metabolisme. Di antaranya, meningkatnya berat badan dan diabetes tipe dua. Gula juga bisa memicu kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Semua gula yang dikonsumsi akan terkumpul di satu tempat dalam tubuh, yakni hati. Organ tubuh itu akan bekerja keras supaya gula bisa terurai. Gula yang tak bisa diurai akan menjadi lemak sehingga memicu kerusakan hati dan komplikasi yang lain.
Studi dalam Journal of American Heart Association tahun 2013 menemukan bukti kuat tentang mekanisme bagaimana gula merusak jantung. Berdasarkan studi tersebut, molekul pada gula yang disebut glukosa 6-fosfat menyebabkan perubahan otot jantung yang berujung pada gagal jantung.
Setiap manusia berisiko kanker karena memiliki sel kanker di dalam tubuhnya. Meskipun begitu, tubuh memiliki mekanisme untuk mematikan sel kanker sehingga sel tersebut tidak lantas berkembang menjadi yang mematikan. Namun, konsumsi gula berlebihan akan merusak mekanisme tersebut. Ditambah lagi, gula merupakan nutrisi yang baik bagi sel kanker untuk berkembang.
Dalam sebuah studi tahun 2013, diperkirakan ada 180.000 kematian di seluruh dunia yang diakibatkan konsumsi minuman manis. Para peneliti menyimpulkan, kematian mungkin dikarenakan hubungan minuman manis dengan risiko seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Segera batasi konsumsi gula dan hilangkan kecanduannya dengan beberapa makanan berikut ini seperti dilansir laman Care2. Menurut penelitian, alpukat kaya akan vitamin dan mineral yang mengurangi stres. Secara luas diketahui bahwa stres meningkatkan keinginan Anda akan konsumsi gula.
Kemudian ubi manis merupakan karbohidrat kompleks yang sempurna untuk orang yang kecanduan gula. Anda bisa menikmati rasa alami manis tanpa menaikkan kadar gula darah. Mereka juga kaya akan serat yang tinggi.
Kales, sawi, bayam, dan bit hijau kaya akan nutrisi yang membuat kita berenergi. Sayuran hijau juga bisa membantu mengurangi perasaan stres dan depresi. Selanjutnya, pisang dan buah-buahan manis lainnya tidak akan menaikkan gula darah sebanyak karbohidrat olahan. Jadi, pilihlah pisang dibandingkan permen ketika ingin makan manis. (jpg/run/dwi/Radar Banten)