Panjul (29), nama samaran, sedang dilanda Andi Lau alias antara dilema dan galau. Ia jarang menjamah dan membelai istrinya, sebut saja Nani (28), lantaran sibuk bekerja sambil kuliah dari beasiswa yang diberikan perusahaan tempatnya bekerja. Kondisi itu nyaris membuat rumah tangga Panjul berantakan karena sempat tergoda wanita lain dengan alasan kesepian. Ow ow ow.
Kata Panjul, istrinya melanjutkan pendidikan untuk mengejar impiannya menjadi dosen. Meski statusnya menjadi ibu rumah tangga selama empat tahun dan dikaruniai satu anak, tak mengurungkan niatnya untuk menggapai cita-citanya itu. Seolah keluarga sudah bukan menjadi prioritas utama bagi Nani. “Pagi kuliah, sore kerja sampai malam. Lah enggak ada waktu buat saya dan anak,” keluhnya. Kalau sukses kan demi Akang dan anak-anak juga.
Merasa kesepian, Panjul akhirnya mencari pelampiasan. Ia di belakang istrinya mulai nakal, sering chating sayang-sayangan bersama mantan pacar semasa SMA. Hal itu sudah dilakukan Panjul selama setahun lebih tanpa sepengetahuan istri sampai sekarang. “Ini mah buat hiburan doang supaya enggak terlalu stres jalani hidup,” kelit Panjul. Bisa aja buaya ya ngelesnya.
Saat ditemui Radar Banten di salah satu sekolah di Kecamatan Ciruas, Panjul sedang menunggu anaknya yang sedang menerima bimbingan dari guru. Ketika disinggung soal istrinya yang tak ikut mengantar sekolah, Panjul langsung curcol soal rumah tangganya. Diakui Panjul, ia memutuskan menikah muda dengan Nani karena insiden mereka ketahuan sedang berduaan di dalam rumah Nani saat seluruh keluarga Nani pergi. Mereka kepergok tetangga dan langsung menuduh mereka berbuat macam-macam. Sampai akhirnya kedua keluarga sepakat menikahkan mereka pascalulus SMA. “Padahal kita enggak ngapa-ngapain. Saya juga enggak tahu kalau rumah dia lagi kosong,” kilah Panjul. Ngeles lagi aja nih Panjul.
Kondisi itu pun memaksa keduanya tak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. Beruntung bagi Nani, karena Panjul berasal dari keluarga berada. orangtuanya jajaran direksi di perusahaan besar di Cilegon. Wajah Panjul juga lumayan rupawan, tubuhnya ideal dan kulit layaknya perempuan, putih bersih. Sementara Nani hanyalah anak petani asal Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. “Tapi saya juga beruntung, istriku tuh cantik, kulitnya putih mulus, lekukan tubuhnya bak model, makanya saya mau nikah,” pujinya. Pantesan.
Sebulan kemudian, mereka menikah dengan pesta sederhana tanpa hiburan. Teman-teman Nani dan Panjul yang masih remaja berdatangan memberikan ucapan selamat. “Antara senang dan sedih, lihat temen-temen pada kuliah lagi, kita malah nikah,” sesalnya. Sudah sih Kang, kan bisa menikah sambil kuliah.
Mengawali rumah tangga, Panjul menunjukkan sikap dewasa terus membimbing Nani untuk menerima kenyataan. Sejak menikah, seminggu lebih Nani tak mau bicara dan sering melamun memikirkan nasibnya yang menikah muda. Soalnya, Nani sudah punya rencana ingin mengejar impiannya menjadi dosen. Singkat cerita, mereka pun menikmati kehidupan barunya. “Awalnya kita tinggal di rumah orangtua saya, tapi bapak saya nyuruh ngontrak, biaya sampai tiga bulan pertama ditanggung bapak,” akunya. Enak dong.
Akhirnya, mereka sepakat menjalani rumah tangga dengan mengontrak rumah sambil keduanya berusaha mengirimkan lamaran ke perusahaan. Setahun kemudian, bukannya dapat pekerjaan, mereka malah menghasilkan keturunan. Lagi-lagi Panjul mengandalkan orangtuanya untuk membiayai kelahiran si buah hati. “Alhamdulillah orangtua senang bisa punya cucu,” ucapnya. Syukur deh.
Seiring berjalannya waktu, Panjul diterima bekerja sebagai karyawan pabrik dan mulai hidup mandiri. Selama Panjul bekerja, Nani sibuk mengurus anaknya. Di sela-sela waktunya, ia mengirim lamaran kerja ke sejumlah perusahaan. Menginjak anaknya balita, Nani juga akhirnya diterima bekerja di perusahaan di wilayah Kibin. “Pas istri kerja, anak dititip ke ibu saya,” terang Panjul.
Dua tahun bekerja, Nani langsung mendapat program beasiswa dari perusahaan tempatnya bekerja untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Betapa senangnya Nani saat itu karena merasa bisa mengejar impiannya. Sejak itu, Panjul dan Nani jarang bertemu. Nani sibuk kerja sambil kuliah. Setiap hari Nani pulangnya juga ke mes tempatnya bekerja. Sejak itu, Panjul yang merasa kesepian mencari pelampiasan. Sampai akhirnya dia ingat nomor telepon mantannya yang masih dia simpan di buku telepon. Sejak itu, selain jadi sering chatingan dengan mantan, sesekali Panjul mengajak sang mantan jalan-jalan. “Kita bisa ketemu pas hari libur saja. Kalau dia lagi lembur, ya paling saya jalan-jalan sama mantan,” akunya. Oalah, brengsek juga.
Perselingkuhan dilakukan Panjul karena merasa tak nyaman dengan kondisi rumah tangganya yang dinilai tidak normal. Kendati begitu, Panjul berencana meninggalkan selingkuhannya dan fokus mengurus rumah tangga setelah istrinya lulus dan mendapat posisi penting di pabrik. “Saya anggap ini cuma seru-seruan doang, bukan selingkuh yang sampai ngelakuin macem-macem,” kelitnya. Ah pengen enaknya aja nih Akang. (mg06/zai/ags)