CILEGON – Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Din Syamsudin tidak menampik isu SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan) yang berkembang saat ini telah merambah hingga pelosok daerah, yang dapat mengancam kerukunan antar-umat beragama.
Masalah SARA, Din Syamsudin mengatakan, sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dalam kehidupan manusia.
“SARA tidak harus dihindari. Karena suku, agama, ras, antar-golongan adalah ikatan keaslian yang melekat pada diri manusia. Jika hilang, maka hilanglah identitas manusia,” katanya seusai menghadiri peringatan tahun baru Islam di Pemkot Cilegon, Rabu (19/10).
Ia mengimbau, isu SARA yang berkembang sebagai benih konflik di DKI Jakarta tidak menimbulkan perpecahan antar-umat beragama, khusunya umat Islam. “Kekerasan verbal itu seperti menghina orang lain, seperti apa yang dilakukan Gubernur DKI itu kekerasan verbal. Tapi jangan dilawan dengan kekerasan fisik. Nah itu etika Islam. Tapi kalau sudah minta maaf, ya kita maafkan asal tidak berbuat seperti itu lagi. Tapi kalau proses hukum itu kita serahkan ke negara,” katanya. (Riko)