SERANG – Akses jalan dari dan menuju kebun jagung, di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang rusak. Hal ini memicu banyaknya pengeluaran pertanian untuk transportasi, sehingga keuntungan yang diperoleh dari hasil panen jagung sangat kecil.
Sopian Sauri, petani jagung di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang mengatakan, biaya angkut transportasi ini cukup tinggi. Secara keseluruhan, biaya menanam jagung sampai panen berkisar di antara Rp 8 juta sampai Rp 9 juta per hektare.
“Biaya angkut ini yang tinggi. Sehingga hasilnya kecil, walaupun kami tidak rugi,” kata dia usai panen raya jagung, di Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Selasa (6/3).
Sepanjang 2 kilometer, akses jalan menuju kebun jagung memang masih berupa tanah merah. Bila hujan, kondisi jalan akan berlumpur dan sulit dilalui. Sopian sangat berharap sekali Pemerintah Kabupaten Serang segera membangun akses jalan.
“Minimal pengerasan, bisa mengangkut mobil dan truk saja bersyukur. Beban biaya terkendali kalau akses jalan ini bagus,” terangnya.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan akan memprioritaskan jalan yang menghasilkan komoditi jagung. Agar hasil panen bisa lebih maksimal.
“Bila ada area pertanian, itu juga harus menjadi skala prioritas masuk program BUMD,” tuturnya, saat ditemui di kebun jagung, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Selasa (6/3).
Menurutnya, jalan di kebun jagung memang dalam kondisi sudah rusak berat. “Khawatir berdampak pada hasil pertanian, dan akan kami perbaiki,” pungkasnya. (Anton Sutompul/antonsutompul1504@gmail.com)