SERANG – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banten bakal menambah kuota atlet pelatda jangka panjang (PJP). Penambahan jumlah atlet itu diserahkan kepada pengurus provinsi (pengprov) cabang olahraga (cabor).
Pada 2018 KONI Banten 98 atlet mengikuti PJP. Tahun ini KONI Banten membuka peluang penambahan atlet maksimal 120 orang.
“Maksimal atlet PJP di tahun ini hanya sebanyak 120 orang. Kita menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Sejauh ini sudah ada beberapa pengprov yang mengajukan,” kata staf Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Banten, Monlek, Rabu (30/1).
Ketua Umum KONI Banten Rumiah Kartoredjo mengatakan, penambahan kuota atlet untuk mengikuti program PJP agar peluang Banten lolos Pra PON 2019 semakin besar. “Atlet PJP akan terus bertambah, hingga menuju PON 2020 di Papua. Tetapi, sistem degradasi dan promosi tetap kita berlakukan. Perkembangan atlet masuk dalam penilaian,” jelas Rumiah.
Rumiah mengungkapkan kunci agar target 10 besar pada PON 2020 di Papua berawal dari seleksi atlet Pra PON 2019. Pemenuhan target tersebut sesuai harapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
“Bagaimana bisa menuju PON, kalau di Pra PON tidak lolos. Oleh karena itu, waktu yang tersisa ini akan kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk menyeleksi dan membina atlet yang akan diturunkan di Pra PON 2019,” kata Rumiah.
Sementara, Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Banten Fiva Zabreno mengaku telah menyiapkan 20 atlet menyambut Pra PON 2019. Pada 2018, empat atlet unggulan taekwondo telah bergabung di PJP Banten. “Kita sudah menyiapkan nama-nama atlet, yang akan dicalonkan untuk masuk ke PJP di tahun ini. Rencananya, dalam minggu-minggu ini akan kita ajukan secara resmi ke KONI Banten, seluruhnya ada tiga atlet. Calon-calon ini kita pilih berdasarkan prestasinya di Kejurnas 2018,” ungkap Fiva. (Riko B/RBG)