RANGKASBITUNG – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai memperbaiki Jembatan Ciujung yang berada di Kampung Salahaur, Kecamatan Rangkasbitung, kemarin. Proses perbaikan jembatan yang melintas di jalan nasional itu ditargetkan selesai dalam satu minggu.
Pantauan Radar Banten di lokasi pembangunan jembatan, akses jalan menuju Jembatan Ciujung ditutup menggunakan rambu lalu lintas. Di atas jembatan ada beberapa pekerja sedang membersihkan beton di atas jembatan. Setelah itu, rangka besi yang ada di lokasi tersebut akan dicor.
Sunarto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional wilayah Banten mengatakan, setelah ada kesepakatan bersama dengan Pemerintah Daerah dan kepolisian, pihaknya langsung melakukan perbaikan Jembatan Ciujung. Dia optimistis, apabila kondisi cuaca mendukung atau tidak hujan, proses perbaikan akan berjalan lancar dan selesai dalam kurun waktu yang sudah ditetapkan. “Ini perbaikan sementara. Setelah diperbaiki, jembatan ini bisa dilintasi kembali masyarakat. Namun, kendaraan yang melintas tidak boleh melebihi kapasitas jembatan. Kendaraan di atas 20 ton dilarang melintasi di sini, karena dikhawatirkan dapat merusak konstruksi jembatan ini lagi,” kata Sunarto kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, teknis perbaikan jembatan tidak hanya menambal badan jembatan yang berlubang. Akan tetapi juga melakukan perbaikan dan pembongkaran agar kondisinya lebih kokoh dan kuat ketika dilintasi. “Sambungan jembatan juga membutuhkan perbaikan agar tidak menimbulkan getaran atau goncangan kuat ketika dilintasi kendaraan,” paparnya.
Penutupan Jembatan Ciujung pada 22-29 Januari 2020 mendapatkan tanggapan beragam dari masyarakat. Sebagian mendukung, tetapi ada pula yang mengeluh.
Bahtiar, warga Salahaur berharap, pengerjaan pembangunan Jembatan Ciujung dipercepat, agar masyarakat yang akan bepergian tidak terganggu. “Bagaimanapun penutupan jembatan jelas mengganggu aktivitas masyarakat. Tapi, kami yakini kebijakan ini demi kebaikan bersama, karena jembatan harus segera ditangani agar jembatan tidak tambah rusak,” jelasnya.
Iing Saeful Bahri, warga Kaduagung, Kecamatan Cibadak mengatakan, penutupan jembatan jelas mengganggu akses transportasi. Oleh karena harus berputar ke arah jalur kota untuk bisa sampai ke tempat kerja. “Mau gimana lagi. Karena sedang diperbaiki, kita terpaksa masuk ke jalur kota agar tetap bisa sampai ke lokasi pekerjaan,” katanya. (tur/zis)