PADANG – Kafilah Provinsi Banten antusias mengikuti jalannya pembukaan MTQ Nasional XXVIII di Stadion Utama Sumatera Barat di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, pada Sabtu (14/11) malam.
Rombongan berangkat dari tempat menginap, Hotel Kyriad Bumiminang, Kota Padang menuju arena acara pembukaan pukul 17.00 WIB. Perjalanan 33 kilometer ditempuh sekira satu jam. Bus kecil melaju tanpa hambatan dikawal polisi.
Suasana di Stadion Utama Sumatera Barat sudah ramai. Kafilah 32 provinsi yang ikut MTQ silih berganti berdatangan. Kafilah Banten menempati tribun atas (lantai tiga) blok 32. Sebelah kiri dari panggung atau layar utama pembukaan.
Kondisi stadion masih dalam tahap pembangunan. Harus ekstra hati-hati menaiki anak tangga. Kursi penonton yang telah disediakan, begitu akan diduduki masih kotor. Beruntung ada ibu-ibu dari tim kebersihan yang sigap. Mereka langsung membersihkan kursi dengan kain basah.
Kursi berwarna merah tempat kafilah Banten sudah diberi tanda. Duduknya berjarak dua kursi. Kursi yang tidak boleh diduduki diberi tanda silang berwarna hitam. Hal itu diterapkan di semua kursi penonton stadion.
Kafilah Banten tidak semuanya ikut acara pembukaan. Yang hadir sekitar 30 orang. Antara lain perwakilan peserta, ofisial, dan pembina lomba. Sebagian lagi, terutama peserta yang akan lomba pada Minggu (15/11) pagi, tetap di hotel. Mempersiapkan diri agar tampil maksimal.
Sementara Ketua Kafilah Provinsi Banten Prof Dr H Sholeh Hidayat duduk di tribun VIP bersama para ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Gorontalo Kepri, dan lainnya. Kepala Kanwil Kemenag Banten Dr H A Bazari Syam juga hadir pada acara pembukaan bersama para kepala Kanwil Kemenag provinsi lain.
Lantunan ayat suci Alquran dari qoriah terbaik pertama pada MTQ Nasional XXVII dan menyanyikan lagu Indonesia Raya menandai pembukaan MTQ pukul 20.00 WIB. Gubenur Sumbar Irwan Prayitno sebagai tuan rumah mengawali sambutan dan melaporkan penyelenggaraan MTQ.
Sementara Menag Fachrul Razi saat memberikan sambutan mengungkapkan bahwa MTQ tidak cukup hanya sebagai syiar Islam dan kesemarakan semata. “Al Quran harus difungsikan sebagai penuntun kehidupan umat, baik secara pribadi maupun masyarakat, sehingga terwujud kualitas kehidupan beragama yang semakin baik,” kata Menag.
Menag berharap MTQ menjadi pendorong semangat untuk membentuk generasi yang berkarakter Qurani. “Nilai sebuah MTQ bukan pada piala dan juara, Tapi pada muatan dakwah yang dipancarkannya,” ujar Menag.
Menag juga menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada sejumlah pihak atas penyelenggaraan MTQ Nasional XXVIII ini. “Secara khusus, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan lepada gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat, beserta jajaran pemerintahan Provinsi Sumatera Barat dan Walikota Padang, atas segala dukungan dan lerjasamanya dalam mencapai kesuksesan penyelenggaraan MTQ Nasional XXVIII di provinsi yang bemoto “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” Ini,” kata Menag.
Presiden Joko Widodo resmi membuka MTQ Nasional secara virtual. Dalam sambutannya, Presiden menyebut bahwa penyelenggaraan MTQ merupakan wujud keinginan kuat untuk membumikan ajaran Alquran serta menegakkan syiar Islam untuk memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat dan berbangsa.
“Bagi kaum muslimin, Alquran merupakan sumber petunjuk dan pedoman hidup yang aktual sepanjang masa, berisi nilai-nilai luhur universal yang sejalan dengan fitrah manusia yang hanif. Alquran mengajak semua manusia untuk bekerja sama dalam ketakwaan dan kebaikan,” ujar Presiden.
Dalam mengamalkan ajaran Alquran, sudah sepatutnya umat Islam meneladani pribadi Nabi Muhammad SAW yakni kepribadian dengan kemuliaan akhlak yang bersumber dari Alquran, menebarkan kasih sayang, dan menjauhkan diri dari perkataan serta perbuatan yang menyakiti sesama. “Kita semua sebagai umatnya harus meneladani kemuliaan akhlak Nabi Muhammad tersebut,” imbuhnya.
Dalam MTQ ini akan tampil qari-qariah, hafiz-hafizah, dan mufassir-mufassirah terbaik dari seluruh Indonesia. Presiden memandang para peserta sebagai generasi muda yang siap berkompetisi secara sehat, berlomba meraih prestasi, serta berkontribusi dalam membangun kualitas sumber daya umat yang unggul, kompetitif, dan berkarakter Islami sebagaimana akhlak Rasulullah.
“Dengan demikian, MTQ tidak semata-mata wahana untuk berlatih dan berlomba membaca Alquran tapi jalan untuk mengedukasi umat untuk semakin mencintai dan membumikan Alquran, meningkatkan kesadaran beragama yang lebih humanis dan terbuka, dan yang juga sangat penting, sebagai bentuk dakwah untuk menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan muslimat,” jelasnya.
Dengan pemahaman keislaman yang semakin baik, bukan hanya akan memperkuat jati diri seorang muslim dan muslimah, tetapi juga akan memperkokoh semangat ukhuwah seperti diajarkan oleh Rasulullah saw. baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, maupun ukhuwah insaniyah. Menurutnya, semangat persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad saw. harus menjadi semangat bangsa Indonesia di masa pandemi seperti sekarang ini.
“Kita harus ikhlas saling membantu, tanpa harus melihat perbedaan suku, agama maupun kelompok. Berbagi untuk meringankan beban saudara-saudaranya yang sedang menghadapi kesulitan. Saya yakin dengan pertolongan Allah SWT dan ikhtiar kita bersama, bangsa Indonesia akan bisa melalui ujian yang berat ini dan bisa segera pulih dan bangkit kembali,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan selamat dan terima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat Sumatra Barat atas keramahan, kehangatan, serta antusiasme dalam menyambut penyelenggaraan MTQ Nasional yang XXVIII tahun 2020.
“Selamat mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran kepada semua peserta. Semoga keikutsertaan Saudara-saudara memberi manfaat dan maslahat dalam mengembangkan syiar Islam di Tanah Air,” ungkapnya.
Setelah acara ditutup pembacaan doa oleh Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H Hendri, dilanjutkan dengan defile kafilah. Defile kafilah Banten urutan ketiga setelah Aceh dan Bali. Setiap provinsi hanya diwakili delapan orang. (aas)