SERANG – Kakanwil Kemenag Banten Nanang Fatchurochman mendapatkan apresiasi sebagai Tokoh Inspirasi Moderasi Beragama di Provinsi Banten pada Diskusi Refleksi Moderasi Beragama, Senin (20/12), di aula Kanwil Kemenag Banten.
Apresiasi tersebut diberikan oleh Musyawarah Pimpinan Gereja-Gereja (Muspija) Provinsi Banten, Persekutuan Baptist Indonesia (PBI) Wilayah Banten, Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Wilayah Banten, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Banten, Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Wilayah Banten, dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia (GMAHK) Wilayah Banten.
Diskusi menyambut Tahun Toleransi 2022 dihadiri Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banten AM Romly, Ketua Forum Umat Buddha Banten Romo Yahya Santoso, Mantan Ketua PHDI Banten Anak Agung Gde Anom, perwakilan MATAKIN, Pewarta PELANGI, dan perwakilan Lembaga-lembaga Kristen di Banten.
Sementara lembaga-lembaga Kristen diwakili oleh tokoh-tokoh pemimpin gereja dari Muspija Provinsi Banten, PBI Wilayah Banten, PGLII Wilayah Banten, PGI Wilayah Banten, PGPI Wilayah Banten, dan GMAHK Wilayah Banten.
Pembimas Kristen Pdt. Junit Sihombing mengatakan, gereja memiliki peran penting di antaranya mendukung penuh, berperan aktif, dan memiliki komitmen bersama dalam penguatan moderasi beragama serta memotivasi umat.
Pada kesempatan itu. Nanang Fatchurochman menuturkan, membumikan budaya moderasi beragama butuh kontribusi aktif berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tokoh-tokoh agama senior maupun kelompok muda.
“Tugas kita bersama untuk memberikan pemahaman yang moderat kepada semua lapisan masyarakat,” kata Nanang.
Nanang menambahkan bahwa pada esensinya semua agama mengajarkan kebaikan, merawat kerukunan, moderasi, saling menghargai, dan tolong menolong. “Yuk kita sampaikan ke semua umat kita agar tidak ada lagi yang intoleran. Mari merawat kerukunan dari sejak dini,” ungkapnya.
Tidak lupa Nanang memberikan apresiasi kepada para tokoh agama yang telah menyajikan dakwah yang menyejukkan dan mendorong umat untuk saling menghormati dan menghargai ditengah perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. “Ketika khutbah. Yuk kita tebarkan kebaikan dan kerukunan di seluruh dunia,” pungkasnya. (aas)