LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lebak menggelar acara sosialisasi tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) di Kampung Cigembor, Desa Banjarsari, Kecamatan Cileles. Sosialisasi dilakukan pada Minggu, 27 November 2022
Dalam acara sosialisasi itu, KPU mengandeng Ray Rangkuti sebagai pengamat demokrasi/Direktur LIMA dan Titi Aanggraini sebagai pengamat demokrasi.
Ray mengatakan, rendahnya partisipasi pemilih menjadi salah satu kendala yang selalu di jumpai dalam setiap perhelatan pemilu di Indonesia.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang berdemokrasi akibat minimnya sosialisasi menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam pemilu.
“Untuk kesekian kalinya Indonesia akan kembali menggelar pemilihan umum baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Rendahnya partisipasi pemilih dalam setiap perhelatan pemilu di Indonesia menjadi salah satu kendala yang selalu di jumpai,” kata Ray.
Ray mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang berdemokrasi. Salah satunya minimnya sosialisasi menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Menurutnya penyelenggara pemilu di daerah perlu berinovasi atau menciptakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya berdemokrasi. Ia pun berharap keberadaan kampung demokrasi di Ciciles ini dapat meningkatkan paetisipasi Pemilu tahun 2024 nanti.
“Penyelenggara Pemilu harus terus berinovasi seperti membuat kampung demokrasi ini, dimana warga yang merupakan perwakilan dari setiap kampung ini akan mensosialisasikan kembali kepada warga lainnya agar ikut serta mensukseskan setiap perhelatan pemilu,” ucapnya.
Anggota Komisioner KPU Lebak Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Lebak Encep Supriatna mengatakan, Kampung Demokrasi bertujuan memberikan pendidikan pelatihan kepada masyarakat sebagai pemilih pada Pemilu 2024 nanti.
“Jadi nanti in house training selama dua bulan yakni November-Desember. Masyarakat diberikan edukasi yang baik mengenai politik dan pemilu, terutama dalam kaitannya sebagai pemilih cerdas,” kata Encep.
Masyarakat di Kampung Demokrasi juga akan didorong menjadi individu-individu yang memahami betul tentang bagaimana dinamika demokrasi. Perbedaan dalam menentukan pilihan menjadi hal yang biasa.
Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM Ahmad Saparudin menjelaskan, tentu ada pertimbangan dalam menentukan wilayah menjadi Kampung Demokrasi.
Saparudin menyebut, pertimbangan itu berkaitan dengan tingkat partisipasi pemilih. Di wilayah itu, angka partisipasinya paling rendah se-Kabupaten Lebak pada Pemilu 2019 lalu.
“Tingkat partisipasi nya hanya 58,9 persen di sana, terendah se-Lebak. Dari Kampung Demokrasi ini harapannya ada perubahan angka partisipasi menjadi lebih baik, goal kita itu lah meningkatnya partisipasi pemilih,” terang Saparudin.
Reporter: Yusuf Permana
Editor: Aas Arbi