Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)
Seperti yang telah diberitakan, mobil kapsul waktu ini akan singgah di 43 kota di 34 provinsi di Indonesia melewati jalan darat, udara dan menyebrangi 15 selat. Dan salah satu provinsi yang akan dilewati dan disinggahi oleh kapsul waktu penyimpan harapan, mimpi, tekad, dan resolusi warga bangsa lintas usia, gender, suku, agama, berbagai kelompok masyarakat ini adalah Provinsi Banten.
Mengenai hal tersebut, ditemui hari ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Ranta Soeharta mengatakan, Provinsi Banten secara khusus belum menyiapkan dan membicarakan harapan-harapan yang akan ditulis dan disimpan di kapsul tersebut untuk kemudian dibuka pada 70 tahun mendatang. “Belum, nanti akan kita diskusikan apa yang akan ditulis, yang jelas demi kemajuan bangsa dan negara, kapsul ini ada buat sumbangan pada negara kan,” kata Ranta, Selasa (6/10/2015).
Menurut Ranta, yang terpenting dengan menjadi Povinsi Banten sebagai salah stu daerah yang dilewati kapsul waktu adalah membuat seluruh elemen di Provinsi Banten giat bekerja.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengatakan, dalam kapsul waktu tersebut sebaiknya menuliskan tentang menumbuhkan kembali budaya dan peradaban Banten. “Kita jangan dulu berbicara harapan 70 tahun kemudian, saat ini sebaiknya melihat harapan Soekarno 70 tahun yang lalu apakah sudah tercapai atau belum,” kata Asep.
Asep melanjutkan, terkait budaya dan peradaban Banten, Banten merupakan daerah yang mempunya sejarah yang besar dengan nilai kebudayaan dan peradabannya. Menurutnya ini harus bisa kembali dihidupkan.
Untuk diketahui, kapsul waktu ini akan akan melakukan perjalanan selama 3 bulan yang akan dimulai pada 22 September dan berakhir 21 Desember 2015 mendagang. Perjalanan ini akan dimulai dari Banda Aceh dan berhenti di Merauke, Papua. (Bayu)