CILEGON – Puluhan karyawan PT Artas Energi Petrogas menjerit akibat belum menerima gaji selama dua bulan.
Dari informasi yang dihimpun Radar Banten, lebih dari 100 karyawan yang belum menerima haknya tersebut. Namun hanya berkisar 60 orang yang berani protes dan mengadukan hal itu kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon.
Salah seorang karyawan PT Artas Energi Petrogas, Riyanto Hadi Wijaya menjelaskan, perusahaan produsen pipa baja seamless itu tidak memberikan gaji dengan dalih pandemi Covid-19.
“Sampai sekarang kita belum dapat gaji sama sekali,” ujar Riyanto, Selasa (5/1).
Riyanto mengungkapkan, sebelumnya manajemen PT Artas Energi Petrogas pernah menghentikan kegiatan perusahaan selama dua bulan terhitung mulai 15 April 2020.
Di mana pada 6 Juni 2020 karyawan kembali aktif bekerja, sebelum akhirnya pada 3 Agustus 2020 seluruh karyawan kembali dirumahkan hingga saat ini.
“Selama dirumahkan pada April-Mei itu kita hanya dibayar gaji pokok sebesar 75 persen, sisanya 25 persen belum dibayarkan sampai sekarang, termasuk gaji kita bulan Juni dan Juli juga belum dibayar,” ujar Riyanto.
Riyanto mengaku, sebelum dirumahkan untuk yang kedua kalinya oleh perusahaan, pihak karyawan melalui Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) Reformasi sempat berinisiatif untuk melakukan mediasi bipartit dengan manajemen perusahaan.
“Sempat ada bipartit antara kita dengan perusahaan, memang kita request di situ, kita engga bisa membiarkan hal ini terkatung-katung tanpa kejelasan, sehingga harus ada yang dibicarakan, itu pun inisiatif kita,” tuturnya.
Namun hal tersebut tidak menemukan hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak, terkait kejelasan pembayaran gaji karyawan yang masih tertunggak.
“Bukan hanya gaji saja, tapi THR kita juga ditangguhkan, belum dibayar, terus premi BPJS kita juga tidak dibayar sejak April oleh perusahaan, sehingga otomatis karyawan tidak bisa menerima manfaatnya,” ujarnya.
Hal sama juga dikatakan Nasrulloh, karyawan PT Artas Energi Petrogas lainnya. Ia mengatakan, pihak karyawan telah melakukan bipartit sebanyak dua kali dengan manajemen perusahaan dan tidak ada titik temu.
“Karena tidak ada titik temu. Sehingga kita melanjutkan ke langkah tripartit di Disnaker Cilegon,” kata Ketua FSPSI Reformasi PT Artas Enrgi Petrogas itu.
Nasrulloh menjelaskan, pada tripartit tersebut, pihak manajemen perusahaan hanya hadir dua kali saat proses klarifikasi dan mediasi pertama.
Namun, lanjut Nasrulloh, pada mediasi kedua dan ketiga, tidak ada perwakilan PT Artas Energi Petrogas yang hadir. “Sampai terbit surat anjuran dari Disnaker, diberikan batas waktu 10 hari dan sampai sekarang pun tidak ada jawaban dari perusahaan, kalau dari kita sudah memberikan jawaban atas anjuran tersebut,” ungkapnya.
Dalam anjuran yang ditandatangani Kepala Disnaker Cilegon Suparman, disebutkan agar perusahaan PT Artas Energi Petrogas membayarkan sisa gaji 25 persen dari bulan April dan Mei 2020. Lalu gaji 100 persen dari bulan Juni hingga Desember 2020 sesuai ketentuan dan pelunasan uang BPJS Ketenagakerjaan bulan April 2020 kepada karyawan PT Artas Energi Petrogas.
“Langkah selanjutnya mungkin kita ke PHI (Pengadilan Hubungan Industrial). Kalau harapan besar sih biar diselesaikan, artinya status kita ini jangan kegantung, kita ini karyawan tapi satu sisi tidak ada gaji yang masuk, kalau kita dikatakan bukan karyawan kita belum di-PHK,” ujarnya.
Belum dibayarkannya gaji sejumlah karyawan tersebut diakui oleh HR dan GA Manager PT Artas Energi Petrogas, Lorencius Pramono. Menurutnya, perusahaan sedang berusaha untuk memenuhi kewajibannya terhadap karyawan.
“Kita emang lagi mau bayarin sih, cuma kita lagi cari duit, mudah-mudahan aja kalau engga minggu ini, minggu depan lah kita bisa bayar sebagian dulu,” ujarnya melalui sambungan telepon seluler.
Pramono mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini, perusahaannya sedang menghadapi kondisi yang sulit, sehingga harus menangguhkan pembayaran gaji karyawan.
Namun demikian, manajemen PT Artas Energi Petrogas akan segera merealisasikan tuntutan karyawan tersebut. “Kita bukannya engga berusaha, berusaha juga, karena emang saat ini juga lagi sulit banget perusahaannya,” ujarnya. (bam/air)