PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) mencatat, kasus kebakaran di Kota Badak terus bertambah.
Kebanyakan, kejadian itu disebabkan oleh korsleting listrik.
Kepala Bidang (Kabid) Damkar BPBDPK Kabupaten Pandeglang Endan Permana mengatakan, tahun 2019 ada 20 kasus kebakaran, tahun 2020 sebanyak 30 kasus, dan tahun 2021 ada sebanyak 40 kasus kebakaran.
“Kalau tahun 2022, jumlah kasus kebakaran yang terdata sampai Senin (26/9) ada 20 kasus,” katanya di kantor BPBDPK, Senin (26/9).
Endan mengatakan, penyebab terjadinya kebakaran tersebut karena korsleting listrik dan human error atau kesalahan manusia, dengan total kerugian mencapai hampir mendekati Rp1 miliar. “Mayoritas karena korsleting listrik. Tetapi kita berharap ke depan bisa terus berkurang, paling tidak, ya enggak terlalu banyak,” katanya.
Endan mengaku, pihaknya kerap kesulitan ketika terjadi kebakaran, terutama di wilayah selatan. Hal itu terjadi karena kekurangan mobil damkar. “Armada damkar yang ada di kita baru tiga, idealnya lima mobil. Kalau hanya tiga, kita benar-benar kesulitan,” katanya.
Endan mengaku, selama ini pihaknya terus mengusulkan penambahan armada damkar, namun usulan tersebut tidak pernah direalisasikan. “Usulan setiap tahun selalu kami sampaikan, cuman enggak tahu kenapa setiap usulan yang kita sampaikan nggak pernah direalisasikan,” katanya.(*)
Reporter : Adib
Editor: Aas Arbi