SERANG – Di tahun ini, dana santunan yang digelontorkan PT Jasa Raharja Cabang Banten mencapai Rp40,58 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan 11 persen dari tahun sebelumnya dengan jumlah Rp33 miliar.
Kepala Cabang Jasa Raharja Banten Ari Tjahyono mengatakan dana santunan tersebut diberikan kepada 2.717 korban kecelakaan. “Kita berikan santunan kepada korban yang tertabrak kendaraan dan penumpang angkutan umum yang menjadi korban kecelakaan,” katanya di kantornya di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 31, Kota Serang, Kamis (28/12).
Ia mengatakan, kasus kecelakaan tersebut didominasi oleh kendaraan roda dua dengan persentase 70 persen. “Usianya paling banyak pertama 20 sampai 24 tahun, yang kedua 15 sampai 19 tahun,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk mengoptimalkan pemberian santunan kepada korban kecelakaan, pihaknya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan seluruh rumah sakit di Provinsi Banten. “Pertama, harus ada surat pengajuan dari kepolisian, setelah itu baru kita datangi ke rumah sakit yang bersangkutan,” tuturnya.
Dengan meningkatnya dana santunan yang diberikan PT Jasa Raharja, lanjut Ari, pihaknya memastikan angka kecelakaan di Banten semakin meningkat. “Tapi data dari kami dengan kepolisian jelas berbeda, karena kami hanya menyantuni korban yang berstatus warga Banten,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas Polres Serang AKBP Luki Permana mengatakan, angka kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Serang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ia menuturkan, kasus laka lantas didominasi oleh kendaraan roda dua dengan persentase 80 persen.
Dijelaskannya, di tahun 2014 Polres Serang mencatat 472 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia 201 jiwa. Sedangkan, 89 di antaranya mengalami luka berat dan 519 jiwa mengalami luka ringan. “Kerugian fisik mencapai Rp807.900.000,” katanya saat ditemui di kantornya di Jalan Ahmad Yani, Kota Serang, Jumat (30/12).
Sementara, lanjut Luki, di tahun 2015 jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 570 kasus. 204 jiwa di antaranya merupakan korban meninggal dunia, 117 luka berat, dan 779 mengalami luka ringan. Di tahun 2015, kerugian fisik mencapai Rp691.300.000. “Kalau tahun 2016 belum kita rekap, nanti di awal tahun 2017,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia memastikan jumlah kecelakaan terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan volume kendaraan yang terus meningkat. “Kategori usianya didominasi dari 16 hingga 30 tahun, di antaranya ada yang berprofesi sebagai pelajar, karyawan, dan lainnya,” tuturnya.
Ia memaparkan, kasus laka lantas tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor kelalaian, kelaikan kendaraan, kondisi jalan, hingga pengaruh gadget. “Banyak yang menggunakan ponsel saat berkendara,” imbuhnya.
Ia menambahkan, terdapat beberapa titik yang rawan laka lantas di antaranya di jalur menuju Kecamatan Ciruas Jalan Serang-Jakarta dan di Toyomerto Jalan Serang-Cilegon. “Kemudian di daerah Kecamatan Curug arah ke Kecamatan Baros juga rawan, itu kan jalan lurus, jadi banyak yang kencang,” jelasnya. (Rozak/Radar Banten)