SERANG – Netty Susanti (46) menghembuskan napas terakhirnya di RSUD dr Dradjat Prawiranegara, Kabupaten Serang, Rabu (16/9) siang. Sekretaris Lurah (Seklur) Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, itu tewas usai mengalami kecelakaan saat mengejar jambret.
“Meninggalnya tadi di rumah sakit sekira pukul 12 siang tadi di rumah sakit,” kata adik kandung Netty, Agus Budiono saat ditemui di rumah duka, Lingkungan Benggala Tengah, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Rabu (16/9).
Dikatakan Agus, sebelum kejadian tragis Netty dan suaminya Asep Sukatma (48) dalam perjalanan menuju rumahnya di daerah Pancur, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Selasa (15/9) malam. Keduanya baru saja meninggalkan rumah kediaman orangtua di Lingkungan Benggala Tengah. “Habis dari sini (rumah duka-red) mau pulang ke Pancur, rumahnya di sana,” kata Agus.
Dalam perjalanan pulang, musibah menghampiri Netty. Sepeda motor jenis Suzuki matic nopol A 5103 WIB dipepet orang tidak dikenal dari belakang di Jalan 45 Lingkungan Cikulur, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang. Tas yang berada di tangan Netty dirampas. Kaget, Netty meneriaki pelaku. Asep yang mendengar teriakan istrinya berusaha mengejar dengan memacu kendaraan untuk mengejar pelaku.
Nahas saat sedang melintas di lokasi kejadian, kaca helm berwarna hitam Asep turun menutupi muka. Kaca helm tersebut sebelumnya diangkat karena dianggap mengganggu penglihatan. “Kaca helm itu turun saat ngejar pelaku jambret itu. Pelakunya satu orang,” ujar Agus.
Turunnya kaca helm membuat motor yang dikemudikan Asep hilang kendali. Motor bahkan menghantam beton irigasi. Tabrakan itu membuat kepala Asep dan istrinya menghantam beton irigasi. “Luka di bagian kepala, suaminya juga (di bagian kepala-red),” kata Agus.
Luka yang dialami Netty ternyata lebih parah. Korban tidak sadarkan diri di lokasi kejadian. Sementara suaminya kendati mengalami patah tulang lengan kanan masih sadar. Ia langsung menghubungi anaknya untuk memberitahukan kecelakaan. “Sempat telepon anaknya ngasih tahu abis kecelakaan,” ucap Agus.
Pihak keluarga yang mendapat informasi panik. Mereka bergegas menuju lokasi yang disebutkan Agus. Setibanya disana, pihak keluarga dibantu oleh petugas keamanan Pondok Pesantren (Ponpes) Daar Al Ilmi menggotong Netty dan Asep ke dalam mobil. “Kecelakaan dekat sana (menyebut ponpes-red), dekat pengkolan itu. Ada yang bantu (menyebut satpam-red),” kata Agus.
Kedua korban, lanjut Agus, dibawa ke RSUD dr Dradjat Prawiranegara untuk mendapatkan perawatan. Namun saat mendapatkan perawatan di instalasi gawat darurat, kondisi Netty semakin melemah hingga meninggal dunia. Sekira pukul 15.30 WIB, jenazah Netty masih di rumah duka. Pihak keluarga, tetangga dan koleganya masih terlihat berduyun berdatangan. “Belum dimakamin, mau dimakamin di sini (daerah Benggala-red), enggak jauh dari makam bapak,” kata Agus.
Sementara itu ditemui di dekat lokasi kecelakaan, Zaki warga sekitar mengaku sepeda motor korban sempat terpental hingga enam meter. Sedangkan kedua korban berada di dekat irigasi. “Mental ke sana (menunjuk sebrang jalan-red), kalau kedua korbannya di sini (menujuk irigasi-red) enggak ikut terpental,” kata Zaki.
Zaki mengatakan kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut sudah beberapa kali terjadi. Pemicunya, selain karena tikungan juga karena minim penerangan. “Kalau kecelakaan sudah beberapa kali terjadi, di sini minim penerangan. Ada lampu jalan cuma mati, kadang hidupnya (nyala-red),” kata Zaki.
Selain kecelakaan, di sekitar lokasi juga pernah terjadi pembegalan. Kondisi sekitar yang kerap sepi dijadikan para pelaku kejahatan melakukan aksi. “Sebelumnya pernah juga kejadian di sekitar sini (pembegalan-red),” ucap Zaki.
KEJAR PELAKU
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Serang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Indra Feradinata mengatakan sedang menyelidiki kasus ini. Kata dia, sedang mengidentifikasi pelaku penjambretan. “Itu di Calung (menyebut Polsek Serang-red) sedang lidik (penyelidikan-red), nanti perkembanganya disampaikan,” kata Indra.
Indra mengatakan proses penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dilakukan aparat dari kepolisian Polsek Serang dan Satreskrim Polres Serang Kota. “Iya gabungan, mudah-mudahan ada perkembangannya (proses penyelidikan-red),” kata Indra.
Kasubag Humas Polres Serang Kota AKP Badri Hasan mengatakan, Polres Serang Kota dan jajaran telah melakukan upaya dalam mencegah kejahatan jalanan. Upaya yang dilakukan dengan kegiatan rutin kepolisian yang ditingkatkan dan patroli di daerah yang dianggap rawan.
“Kami melaksanakan kegiatan rutin yang ditingkatkan di daerah yang dianggap rawan terutama daerah yang penerangannya kurang kalau malam hari dan lokasinya sepi. Kami dari Polres menurunkan tim khusus dari Sabhra namanya reaksi cepat,” kata Badri.
Agar tidak menjadi korban kejahatan, polisi mengimbau untuk selalu berhati-hati dan tidak membawa barang-barang berharga saat melakukan perjalanan. “Selain itu juga hindari tempat-tempat sepi,” tutur Badri. (mg05/alt)