Kota dan Kabupaten Tangerang Belum PTM Tingkat SD
TANGERANG – Pengamat pendidikan Kota Tangerang Prof Dr Mustofa Kamil berpendapat, sistem pembelajaran daring tingkat sekolah dasar (SD) yang masih diberlakukan oleh Pemkot dan Pemkab Tangerang, hingga kemarin (16/9), dapat menyebabkan kejenuhan siswa yang sangat tinggi. Dampaknya, menurut dia, adalah penurunan prestasi.
Pemkot Tangerang memang belum memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk tingkat SD dan taman kanak-kanak (TK). Hal tersebut, karena Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang belum menyiapkan sekolah dan belum mendapatkan asesmen untuk menggelar PTM terbatas. Saat ini, Pemkot Tangerang baru menggelar PTM terbatas di 40 SMP.
Menanggapi hal ini, Prof Dr Mustofa Kamil mengatakan, berdasarkan aturan Kemendikbudristek RI bahwa sekolah di wilayah yang masuk dalam PPKM level 1 hingga 3 boleh menggelar PTM. Artinya, Kota Tangerang bisa menggelar PTM untuk semua sekolah dengan syarat harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
“Mungkin ada dasar pak Walikota tidak menggelar PTM untuk SD. Pertama, terkait infrastruktur dan kedua, masalah guru atau siswa yang belum melakukan vaksin,” ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres (grup Radar Banten).
“Tuntutan orangtua (agar PTM dilaksanakan-red) sudah sangat tinggi, mereka sudah jenuh dengan belajar online. Dan ini harus menjadi pertimbangan Walikota Tangerang, untuk bisa melihat kejenuhan siswa yang bisa menurunkan prestasi siswa,” paparnya.
Mustofa menjelaskan, untuk Tangerang Selatan kemungkinan tingkat kepercayaan pemerintah daerahnya bahwa Covid-19 landai itu sangat tinggi. Sehingga, PTM terbatas untuk tingkat SD dan SMP sudah dilaksanakan.
Tetapi, untuk Kota Tangerang, walaupun Covid-19 sudah landai, tingkat kehati-hatian pemerintah daerahnya sangat tinggi karena tidak ingin ada kasus baru pada saat PTM.
“Ini juga harus diperhatikan oleh guru, untuk menggelar PTM, guru harus semua sudah divaksin, karena itu menjadi salah satu indikator untuk membuka PTM. Artinya, guru harus berperan aktif dalam vaksinasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin menuturkan bahwa untuk bisa PTM harus lulus asesmen yang telah ditetapkan. Asesmen tersebut, yang menilai tidak hanya Dindik Kota Tangerang saja melainkan juga ada penilian dari kecamatan.
“Untuk siswa SMP sudah sebagian divaksin, tetapi karena siswa SD dan TK belum divaksin maka belum bisa digelar PTM. Untuk guru SD, saat ini sudah dilakukan vaksin,” tuturnya.
Jamal mengatakan, Dindik akan melakukan penilaian untuk siswa yang ingin mengikuti PTM. Rekomendasi dari kecamatan juga menjadi dasar untuk menggelar PTM.
“Rencananya, memang SMP, TK, dan SD kami gelar PTM. Setelah kami pertimbangkan, hanya 40 SMP saja yang lolos asesmen untuk bisa menggelar PTM. Selebihnya, secara bertahap dilakukan penilaian asesmen,” tutupnya.
Di wilayah Kabupaten Tangerang, PTM terbatas tingkat SD belum dilaksanakan karena pemerintah daerah dan Satgas Penanganan Covid-19 tak mau buru-buru dan tak mau ambil risiko peningkatan kasus akibat PTM.
Kepala Dindik Kabupaten Tangerang Syaifullah mengatakan bahwa Pemkab Tangerang masih melihat perkembangan kasus harian Covid-19 sebagai acuan penerapan PTM tingkat SD. Sementara, penerapan PTM tingkat SMP yang sudah berjalan, akan dievaluasi pada akhir September ini.
“Untuk pembukaan PTM SD, kita akan melihat perkembangan kasus yang terjadi. Juga, bila ada siswa SMP yang terpapar Covid-19, maka akan ditutup. Nanti kita akan evaluasi kembali. Kita tidak ingin membuka PTM SD, namun menjadi pusat klaster penyebaran Covid-19. Sampai hari ini (kemarin-red), PTM di SMP lancar dan kemungkinan kita akan buka di awal Oktober untuk PTM SD,” pungkasnya.