SERANG – Tren kasus kekerasan seksual atau pencabulan terhadap anak di Kota Serang perlu penanganan serius. Penguatan pendidikan pada keluarga perlu diperkuat sebagai bentuk pencegahan dini.
Sampai pertengahan tahun ini, laporan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang mencatat ada 20 kasus kekerasan. Terdiri dari dua kasus kekerasan terhadap perempuan dan 18 kasus kekerasan berupa pelecehan seksual pada anak.
Kasus itu tersebar di seluruh kecamatan dan cenderung mengalami kenaikan. Sebagai perbandingan saja, pada 2018 tercatat ada 40 kasus. Perinciannya, 34 kasus kekerasan pada anak dan enam kekerasan terhadap perempuan.
Walikota Serang Syafrudin tidak menampik kasus tersebut. “Kekerasan terhadap anak di Kota Serang ini memang banyak. Belum lagi masalah stunting dan gizi buruk yang masih ada,” katanya di sela-sela peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Kota Serang di halaman Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten, Rabu (28/8).
Menurutnya, kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak mesti disikapi secara serius. Kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak pada masa sekarang, tetapi berpotensi bahaya bagi masa depan anak. “Dampaknya bisa negatif pada perkembangan psikologis korban,” ujarnya.
Karenanya, momentum HAN harus menjadi kesadaran bersama, terutama orangtua untuk melakukan pencegahan. Orangtua diharapkan bisa mendidik anak melalui pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. “Saya berharap peringatan HAN ini peran orangtua bisa mendidik anaknya dengan baik, dalam hal pendidikan keagamaan maupun pendidikan umum,” katanya.
Sebagai orangtua, lanjutnya, harus melakukan pengawasan agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam lingkungan yang salah. “Kami mengimbau kepada orangtua dan guru untuk bisa mendidik anak dan membekali anak. Sehingga, membentuk karakter anak ini dengan baik,” ujarnya
Di tempat sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Wasis Dewanto mengingatkan pentingnya memberikan hak pendidikan dan melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak. “Anak-anak harus kita jaga, bermain dengan alat apa dan bermain dengan siapa,” katanya.
Senada dikatakan Bunda PAUD Kota Serang Ade Jumaiyah Syafrudin. Menurutnya, peran orangtua dalam memberikan pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. “Saya meminta orangtua lebih memperhatikan anak dengan kasih sayang dan pendidikan,” katanya.
Terlebih kasus kekerasan terhadap anak masih terjadi di Kota Serang. Kata Ade, orangtua harus melakukan pengawasan terhadap anak dengan cara memperkuat pendidikannya dan memberikan perhatian kasih sayang. “Namanya anak, sering butuh perhatian, dengan kasih sayang itulah mereka jadi merasa lebih nyaman,” katanya.
Apalagi, lanjutnya, di tengah perkembangan zaman. Anak lebih suka dengan gawainya. “Kita juga perlu tahu apa yang ditonton dan yang ada isi di handphone-nya. Intinya, harus ada pengawasan dari kita sebagai orangtua,” cetusnya. (ken/alt/ira)