Tapi suatu hari, Tiwi dikenalkan dengan Roni oleh saudaranya. Roni juga tak jauh berbeda, wajah dan penampilannya biasa saja. Mereka pun langsung akrab dan saling menyukai satu sama lain.
Hubungan mereka semakin dekat, setiap minggu pasti.bertemu, soalnya punya hobi yang sama, yakni menyukai dunia bisnis. Bahkan, mereka sudah punya rencana untuk membuka bisnis bersama.
Sampai akhirnya, karena merasa yakin, Tiwi pun mengajak Roni bertemu dengan keluarganya. Roni pun sangat senang menyambut ajakan itu, meski usahanya masih merintis, bisnis warung internet, instal komputer dan service laptop bersama teman, tapi hasrat ingin menikah tak bisa terbendung.
Apalagi ia juga punya tabungan yang sudah ia mulai sejak remaja, memang jumlahnya tak terlalu besar, tapi cukuplah buat menggelar pesta pernikahan sederhana.
Bahkan saking ngebetnya ingin menikah, Roni berusaha sekuat mungkin meyakinkan keluarga Tiwi bahwa ia ada niat serius, salah satunya dengan membelikan cincin untuk lamaran. “Walaupun cuma tiga gram dan bukan emas 24 karat, tapi seenggaknya dia mau serius,” kata Tiwi.