SERANG – Pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika) yang didukung tujuh partai politik (parpol) yakni Golkar, Demokrat, Hanura, PKS, PAN, PKB, dan Gerindra, dengan jumlah kursi 57 di parlemen semestinya lebih optimis menang. Namun, sayangnya di lapangan koordinasi di antara pengusung dan calon belum berjalan sinergis.
Demikian dikatakan Ketua DPD Partai Gerindra Banten Budi Heriyadi. “Saya melihat pesimis banget. Padahal dengan 50 kursi lebih dan didukung tujuh partai, saya kira harus makin optimis bahwa kita bisa menang, tapi kenyataanya seperti ini, ya sudah kita ikuti irama yang dijalankan kandidat,” katanya kepada Radar Banten, Sabtu (15/10).
Budi mengaku tidak pernah dilibatkan dalam koordinasi parpol untuk bergerak memenangkan kandidatnya pada Pilgub Banten 2017. “Koordinasi antar partai sangat tidak ada. Kaya Gerindra sampai saat ini belum diajak bicara langkahnya. Sampai sekarang juga belum terpola, apa yang dilakukan WH-Andika,” ujarnya.
Lantaran itu, Budi mengaku sulit bergerak. Bahkan, menurut Budi, antara tim yang dibawa WH dan Andika masih berjalan sendiri-sendiri. “Harusnya Pak WH dan Andika jadi satu, dan kita pendukung partai mengikuti arah kedua kandidat. Ini partai jalan sendiri dan kendidat jalan sendiri. Kalau menurut saya repot bos, bisa kalah,” keluhnya.
Terkait hengkangnya Mulyadi Jayabaya alias JB sebagai penasehat tim pemenangan WH-Andika dan mendukung pasangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief, Budi menghormati sebagai satu sikap politik.
“Saya menghormati apa keputusan Pak JB. Pak JB ketika itu menjadi penasehat WH-Andika, lalu selama kurang lebih 20 hari JB berfikir. Mungkin keputusan Pak JB lebih suka mendukung partai, dimana Pak JB berkecimpung (PDIP), dan beralih mendukung pasangan Rano Embay,” ujarnya.
Selain alasan PDIP yang membesarkan JB, ia menilai, salah satu pertimbangan JB karena lambannya pergerakan tim WH-Andika.
“Mungkin dilihat Pak JB agak lambat pergerakannya sehingga balik. Saya sendiri selaku ketua partai pendukung pasangan WH-Andika melihat itu, lamban pergerakan WH-Andika,” katanya.
Gerindra, lanjutnya, menunggu aba-aba dari pasangan WH-Andika. “Saya sendiri juga menunggu apa yang dilakukan WH-Andika, apa mau begini saja atau mau bergerak? Kalau begini saja, jangan-jangan meski didukung mayoritas, bisa kalah,” ujar Budi pesimistis.
Ditanya kemungkinan Gerindra akan hengkang mengikuti jejak JB, anggota DPR RI ini menjawab diplomatis. “Saya kira lihat nanti saja, kalau begini terus Gerindra akan sulit untuk show force,” kata Budi. (Supri/Radar Banten/JPNN)