Adib mengatakan, krisis air yang dirasakan warga Perumahan Puri Tamarin jangan dianggap sepele, karena kasus seperti ini bisa saja terjadi di daerah lain. Oleh sebab itu seharusnya Aetra segera membenahi manajemen pelayanannya kemudian PDAM TKR melakukan evaluasinya.
“Jangan mereka (Aetra-red) yang berbisnis, tapi yang korban rakyat. Masyarakat kan beli air bukan gratis, tapi bayar. Jangan jadi perusahaan kapitalis, ” ujar Adib.
Sementara itu Kepala desa Pisangan Jaya M Kotib mengatakan, pihak Desa sudah memberi jalan bagi petugas Aetra untuk melakukan pengerjaan pemasangan instalasi air di Perumahan Puri Tamarin. Namun, sampai saat ini petugas di lapangan menyampaikan berbagai kendala. Salah satunya terjadi penolakan oleh warga di perumahan lain.
“Karena mereka takut setelah dilakukan penyodetan tekanan air di rumah mereka jadi kecil. Seharusnya petugas Aetra bisa mengatasi persoalan ini, dengan membuat instalasi baru dan tidak mengganggu instalasi di perum lain,” ujarnya.